“Padahal minggu lalu aku juga ngajakin dia nonton, tapi dia bilang lagi malas ke bioskop. Iihh… Jo kenapa, sih? Nyebelin deh!”
Aku hanya diam. Tak lama Jihan memutuskan sambungan teleponnya. Huff… kejadian ini bukanlah sekali dua saja terjadi. Sejak kekasih pertamanya hingga kekasih kesekiannya saat ini, Jo masih saja berperilaku seperti itu. Dan sialnya, aku selalu saja kena getahnya! Jadi bagian pendengar curhatan kekasih-kekasihnya dan segala macam uneg-uneg mereka. Menyebalkan!
***
“Jo, kenapa sih lo enggak terbuka sama cewek-cewek lo?”
“Jihan ngadu lagi sama lo?”
Aku mengangguk.
“Kasihan tahu, cewek-cewek lo. Mereka pasti merasa dinomorduakan sama lo. Gw juga jadi enggak enak. Masak gw jauh lebih tahu kegiatan lo dibanding mereka sih…”
“Biarin aja, sih. Kan lo sahabat gw.”
“Iyaa… tapi enggak gitu juga. Memang kenapa, sih, lo enggak seterbuka itu ke cewek-cewek lo?”
Jo diam dan membuang pandangannya ke arah jam sembilan. Tanda bahwa dia tak mau membincangkan lagi masalah ini. Tapi aku bosan. Bosan menghadapi keluhan-keluhan yang sama dari kekasihnya.
“Atau… karena lo enggak pernah yakin sama mereka?”