Mohon tunggu...
Metalina
Metalina Mohon Tunggu... Mahasiswa - FISIP UHAMKA

Saya adalah seorang mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Majelis Al-Mafruh: Melestarikan Tradisi Membaca Al-Quran di Tengah Masyarakat

2 Juni 2024   16:00 Diperbarui: 2 Juni 2024   16:35 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Majelis Al-Mafruh (https://www.canva.com/id_id/)

Majelis Al-Mafruh adalah sebuah majelis pengajian yang dipimpin oleh Ustadz Mafruhin. Berdiri pada tanggal 20 Juni 2022, majelis ini lahir dari keprihatinan Ustadz Mafruhin terhadap kondisi masyarakat di Kampung Rawa Buaya, Jakarta Barat, yang semakin berkurang minatnya dalam membaca dan memahami Al-Quran, terutama setelah banyak kyai dan ustadz meninggal dunia akibat pandemi COVID-19.

Latar Belakang Berdirinya Majelis Al-Mafruh

Keprihatinan Ustadz Mafruhin berawal dari kenyataan bahwa tradisi membaca rawih atau marhabanan, yang merupakan kegiatan baik dan positif, mulai ditinggalkan. Melihat seorang saudara yang dianggap mumpuni dalam pembacaan rawih, Ustadz Mafruhin berinisiatif untuk menghidupkan kembali tradisi ini dengan melibatkan para pemuda setempat. Bersama beberapa pemuda yang memiliki kemampuan membaca marhabanan, mereka memulai pengajian secara rutin.

Pengajian pertama diikuti oleh 4-5 orang dan terus bertambah seiring waktu. Pengajian ini diadakan seminggu sekali pada malam Rabu. Awalnya, majelis ini berjalan tanpa nama, hingga seseorang menyarankan untuk memberikan identitas resmi dengan nama Majelis Al-Mafruh, yang berarti "seseorang yang selalu senang atau bersuka cita."

Program dan Tujuan Majelis Al-Mafruh

Majelis Al-Mafruh memiliki tujuan utama untuk mengajak masyarakat belajar membaca Al-Quran tanpa memandang status apapun. Majelis ini juga bertujuan untuk melestarikan tradisi membaca rawih di lingkungan sekitar yang hampir hilang. Kegiatan majelis ini terbuka untuk umum, dan Ustadz Mafruhin serta anggota lainnya tidak pernah putus asa dalam mengajak lebih banyak orang untuk bergabung.

Untuk mengatasi rasa malu masyarakat yang merasa tidak bisa membaca Al-Quran, Majelis Al-Mafruh menawarkan kursus membaca Al-Quran khusus untuk yang sudah lanjut usia. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi alasan bagi siapapun untuk tidak belajar membaca kitab suci tersebut.

Tantangan dan Harapan

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Majelis Al-Mafruh adalah pengaruh negatif teknologi dan media sosial, yang membuat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan ponsel daripada pergi ke masjid. Oleh karena itu, Ustadz Mafruhin berupaya untuk mengembalikan semangat cinta Al-Quran di kampungnya, meskipun tidak bisa sepenuhnya kembali seperti dulu.

Majelis Al-Mafruh bercita-cita untuk menjadi majelis yang lebih besar dan dikenal oleh khalayak luas, serta memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar dalam mencintai Al-Quran. Meski demikian, Ustadz Mafruhin tidak memiliki niatan untuk membuka cabang di tempat lain, karena tujuan utamanya adalah melestarikan tradisi ini di kampung atau lingkungan sekitar saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun