Jabatan gubernur Tokyo baru saja diletakkan oleh Naoki Inose. Ia menyatakan mengundurkan diri (mungkin dengan terpaksa) karena dianggap menyembunyikan masalah dengan uang sebesar 50 juta yen atau setara 5,8 milyar rupiah yang dipinjamnya dari pemilik jaringan rumah sakit Tokushukai. Meski pun ia merasa tidak bersalah dengan uang yang dianggapnya pinjaman pribadi bukan untuk kampanye pemilihan gubernurnya, tapi akhirnya ia, dengan cara-cara umum di budaya Jepang, ia memilih mengundurkan diri.
Meski mantan gubernur Inose ini sendiri sebenarnya berperan besar dalam penunjukan Tokyo sebagai kota tuan rumah Olimpiade 2020, tapi publik Jepang (plus birokrat Jepang) memaksanya untuk tetap mundur. Meski pada masa Tokyo masih berstatus sebagai kandidat tuan rumah, ia sempat memberikan pernyataan kontroversial tentang muslim, mayoritas penduduk Turki. Ia mengeluarkan pernyataan bahwa Tokyo lebih pantas dipilih mengingat orang Islam itu sering berkelahi dan perang ketika diinterview oleh sebuah surat kabar di New York pada bulan April 2013 yang lalu. Masyarakat muslim pernah berang dengan pernyataan kontroversialnya ini. Apakah ia mendapatkan tuah dengan pernyataannya ini? Entahlah. Saya kira hanya sebuah kebetulan.
Akhir-akhir ini media Jepang menyiarkan pemberitaan mengenai keinginan mantan PM Morihiro Hosokawa 75 tahun. Ia menjabat sebagai perdana menteri Jepang sejak April 1993 hingga April 1994 untuk turun posisi menjadi gubernur salah satu kota megapolitan dunia. Ia pada tahun 1994 mengundurkan diri PM dan dari dunia politik dan menekuni hobinya untuk membuat keramik.
Namun hari ini, 9 Januari 2014 menurut kantor berita Kyodo, ia telah memutuskan untuk ikut serta sebagai calon gubernur kota metropolitan Tokyo. Ia menyatakan bahwa, “Saya khawatir dengan situasi politik saat ini,” ia juga mengimbuhi, “Saya tetap akan mencalonkan diri sebagai cagub meskipun saya tidak terpilih,” demikian pernyataannya. Ia dijadwalkan akan bertemu dengan Junichiro Koizumi yang merupakan mantan PM Jepang untuk melakukan pertemuan mengenai gerakan anti nuklir. Apakah dia juga melakukan gerakan politik? Tidak dijelaskan lebih rinci mengenai ini. Kedua mantan PM ini dikenal sebagai tokoh anti nuklir di Jepang. Demonstrasi anti nuklir memang menguat setelah tragedi Fukushima 2011 yang lalu.
Selain Morihiro Hosokawa, tokoh lain yang ikut bertarung adalah, Kenji Utsunomiya, 67 tahun mantan Federasi Asosiasi Bar, Toshio Tamogami, 65 tahun serta tokoh kontroversial dan eksentrik Yoshiro Nakamatsu yang berusia 85 tahun dikenal sebagai Dr NakaMats pemegang 3000 paten dan mengaku penemu floppy disk. Dari sisi usia, hampir semuanya adalah tokoh-tokoh senior.
Ternyata, situasi politik yang panas tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Gonjang ganjing politik juga terjadi di Tokyo. Kampanye akan dimulai tanggal 23 Januari mendatang. Awal tahun kuda ini Jepang diwarnai dinamika politik di Tokyo.
Tokyo, 10 Januari 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H