Mohon tunggu...
Mesya Dinda Maulidia
Mesya Dinda Maulidia Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya suka menulis artikel yang berhubungan dengan seni dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Buku Novel Berbasis Kearifan Lokal dan Pengetahuan Sebagai Media Pengganti Buku Pelajaran yang Membosankan

10 Desember 2024   12:05 Diperbarui: 10 Desember 2024   12:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Minimnya tingkat literasi di Indonesia telah menduduki peringkat bawah sejak
lama. Menurut UNESCO, Indonesia telah menduduki peringkat nomor dua dari bawah
perihal literasi, itu artinya minat baca masyarakat Indonesia saat ini sangat rendah,
bahkan hanya berkisar pada 0,001%. Dari sekian banyak kategori dalam literasi, salah
satu yang masih menjadi masalah ialah kurangnya minat baca pelajar terhadap buku
pelajaran. Buku mata pelajaran sendiri adalah buku yang memuat pengetahuan dalam
bidang mata pelajaran tertentu dan diperuntukkan pada siswa di jenjang pendidikan
sesuai tingkatannya. Fungsi utama buku pelajaran tentu saja untuk memudahkan
berlangsungnya pembelajaran dan penjelasan materi dengan menggunakan bahasa
formal. Sayangnya, tak jarang materi dalam buku pembelajaran disampaikan dalam
satu buku tebal yang memuat paragraf runtut. Hal ini membuat mayoritas pelajar
merasa bosan dan kesulitan memahami materi yang disampaikan. Terutama pada
mata pelajaran yang menyampaikan sejarah panjang maupun teori-teori perhitungan
seperti Matematika dan Fisika.


Asesmen Nasional 2021 menunjukkan satu dari dua peserta didik di Indonesia
belum mencapai kompetensi minimun dalam literasi, masalah ini disebabkan oleh
minimnya ketersediaan buku bacaan yang memiliki genre sesuai apa yang diminati
siswa tersebut. Meskipun kini dalam sistem pendidikan Merdeka Belajar telah
diluncurkan upaya peningkatan minat baca melalui penerbitan "Buku Bacaan Bermutu
untuk Literasi Indonesia" Namun cakupan buku tersebut masih terbatas pada jenjang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saja.


Lalu bagaimana dengan jenjang-jenjang tinggi seperti SMP dan SMA? Dalam
jenjang dimana literasi sangat dibutuhkan, tak jarang justru ditemui pembengkakan
masalah minimnya literasi di kalangan pelajar. Remaja di era berkembang karena
pengaruh globalisasi saat ini lebih memilih untuk membaca karya fiksi seperti novel
maupun cerita pendek yang disampaikan dalam bentuk narasi. Remaja lebih memilih
untuk membaca novel karena dianggap lebih dinamis dan menarik dibandingkan
dengan buku pelajaran atau ilmiah (Chairunnisa, 2023.) Karena cerita dalam novel
disampaikan dengan berbagai unsur fiksi, para remaja dapat memahami informasi yang
disampaikan dalam novel dengan lebih baik daripada melalui buku pelajaran. Sehingga
bisa disimpulkan bahwa minat literasi remaja dan pelajar saat ini lebih condong ke arah
mencari hiburan atau informasi lewat karya fiksi.


Kendati demikian, muncul sebuah ide yakni dengan cara membuat buku
pendukung pembelajaran yang berbentuk novel. Alih-alih menyampaikan materi lewat
buku pelajaran tebal, novel berbasis sejarah dan ilmu pengetahuan akan jauh lebih
menarik perhatian kaum remaja saat ini. Caranya adalah dengan menyampaikan

pembelajaran lewat plot-plot semi-fiksi yang masih memuat teori realitas yang menjadi
pokok inti pembelajaran. Penjelasan deskriptif yang biasanya dicantumkan pada setiap
lembar buku pelajaran dapat digantikan dengan dialog-dialog karakter fiksi maupun non
-fiksi yang menjadi tokoh pembangun novel. Dengan upaya tersebut, diharapkan para
pelajar di kalangan menengah hingga menengah atas dapat menemukan alternatif
belajar lewat media yang lebih dinamis dan menyenangkan, sehingga mereka dapat
menerima ilmu pengetahuan yang disampaikan secara tersurat maupun tersirat lewat
plot-plot novel.


Sebenarnya upaya penerapan media yang dapat menarik minat remaja dalam
ilmu pengetahuan telah diterapkan oleh komikus Jepang bernama Riichiro Inagaki dan
Boichi lewat salah satu karya berjudul Dr. Stone yang memiliki genre petualangan dan
fiksi ilmiah. Dalam komik Dr. Stone, digambarkan berbagai ilustrasi yang memuat teori
sains hingga partikel, atom, maupun molekul yang biasa dimuat di dalam buku pelajaran
seperti Kimia, Biologi dan Fisika. Bahkan karena ketenarannya, komik Dr. Stone telah
diserialisasikan pada tahun 2017 dan berhasil menarik banyak minat dari kalangan
remaja. Melihat usaha Riichiro Inagaki dalam memperkenalkan sains lewat media
komik, maka penerapan materi kearifan lokal maupun sejarah dalam media novel bukan
hal yang mustahil dan mungkin akan menjadi salah satu pendorong minat literasi
pelajar di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun