Mohon tunggu...
Mesya Dinda Maulidia
Mesya Dinda Maulidia Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya suka menulis artikel yang berhubungan dengan seni dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksistensi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di Tengah Arus Modernisasi di Sektor Pendidikan

20 Agustus 2024   18:44 Diperbarui: 20 Agustus 2024   18:44 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS


Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan suatu bangsa, karena pendidikan jadi penuntun generasi muda untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Latar belakang pendidikan di Indonesia sendiri terlahir dari perjuangan para pahlawan demi meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia sekaligus mengakhiri penderitaan akibat kolonialisme bertahun-tahun yang lalu.

Meninggalkan segala kenangan buruk dan keterpurukan, kini Indonesia telah bertransformasi menjadi sebuah negara berkembang yang mengutamakan nilai moral dan pendidikan. Tentu saja pendidikan di Indonesia senantiasa turut mengikuti perkembangan pendidikan dunia, sehingga tak luput dari modernisasi pendidikan.

Jika kalian bertanya apa itu modernisasi pendidikan? Modernisasi pendidikan sendiri merupakan istilah yang menggambarkan bahwa pendidikan Indonesia semakin modern, contohnya seperti fasilitas-fasilitas yang menjadi lebih canggih sehingga memudahkan proses pembelajaran para pelajar, selain itu dengan adanya modernisasi kurikulum pembelajaran yang diberikan semakin berkembang dan mulai membahas isu-isu modern di buku mata pelajaran.

Sayangnya arus modernisasi yang diterapkan dalam dunia pendidikan terkadang justru memfokuskan siswa untuk belajar hal-hal asing, karena pada dasarnya modernisasi diambil dari beberapa inovasi bangsa asing. Meskipun memberikan dampak positif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam negeri, arus modernisasi perlahan juga mengikis tembok budaya dalam hati para generasi muda, sehingga kini tak jarang kita temui generasi muda yang buta budaya lokal nusantara.

Kearifan lokal merupakan identitas diri sebuah bangsa, karya dan kebudayaan original yang diciptakan oleh leluhur, aspek kehidupan yang sangat penting seperti kearifan lokal sudah semestinya selalu diperkenalkan secara turun temurun dan dipahami dengan baik oleh generasi muda yang jadi penerus utama bangsa Indonesia. Dengan adanya generasi muda yang paham baik akan kearifan lokal, maka peluang sebuah bangsa untuk bersatu dan berkembang jadi lebih kuat. Selain itu kearifan lokal juga jadi pembentuk karakter dasar bangsa, sehingga generasi muda dapat tumbuh sebagai penerus yang berpendidikan budaya dan bermoral.

Namun yang jadi salah satu permasalahan ialah modernisasi pendidikan yang sering kali digadang tidak bisa bersatu dengan kearifan lokal. Karena kedua hal tersebut merupakan dua komponen yang bertolak belakang. Banyak yang menyebut bahwa arus modernisasi yang fleksibel tak bisa digabungkan dengan kearifan lokal yang cenderung mengikat dan kaku. Padahal kenyataannya pembelajaran berbasis kearifan lokal dapat dijalankan bersamaan dengan arus modernisasi yang saat ini sedang terjadi.

Hal tersebut dapat dimulai dari usaha terkecil seperti mengajarkan sikap toleransi dan gotong royong yang memang sejak awal jadi sifat asli bangsa Indonesia. Selain itu upaya lain seperti memakai pakaian tradisional setiap hari jumat telah diterapkan pada beberapa sekolah menengah atas di Indonesia. Tujuannya tentu saja untuk menumbuhkan rasa cinta dan familiar generasi muda pada budayanya sendiri.

Penerapan kearifan lokal juga dapat digabungkan dengan beberapa mata pelajaran dasar di sekolah seperti Bahasa Jawa dan seni budaya. Dengan adanya praktek kearifan lokal, maka siswa dapat mempelajari budaya-budaya yang ada di Indonesia. Pendidikan berbasis kearifan lokal memiliki banyak sekali benefit apabila diberlakukan dengan konsisten. Oleh karena itu kearifan lokal yang semulanya dianggap sebagai suatu hal yang mengikat dan kaku nyatanya dapat disampaikan dengan fleksibel dan modern sehingga tak akan terasa membosankan bagi generasi muda yang cenderung memiliki sifat dinamis dan senantiasa menuntut perubahan.

Sehingga dengan demikian eksistensi pendidikan berbasis kearifan lokal harus terus dikembangkan demi generasi baru yang maju dan cinta akan budaya bangsa. Hal yang terpenting adalah kreativitas dalam mengembangkan sistem pendidikan berbasis kebudayaan lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun