Mohon tunggu...
John Kanath
John Kanath Mohon Tunggu... -

sangat cinta Papua

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Festival Danau Sentani, Kolaborasi Keindahan Alam dan Budaya Papua

19 Juni 2014   16:43 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:08 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbicara keindahan Papua, otak kita langsung menuju ke satu tempat, apalagi kalau bukan Raja Ampat. Memang tidak salah jika banyak yang berpikir demikian, karena memang kenyataannya Raja Ampat adalah tempat yang sangat indah bak surga dunia. Ketenaran Raja Amapat pun tak lepas dari promosi gencar yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Papua Barat. Tapi kenyataan sebenarnya, keindahan Papua tidak hanya di Raja Ampat. Banyak tempat lain di Papua yang tak kalah indahnya, yang kurang dipromosikan oleh pemerintah daerah.

Salah satu surga dunia lain di Papua adalah danau Sentani. Danau ini terletak di kota dan kabupaten Jayapura, provinsi Papua. Danau yang terletak di lereng gunung Cycloops ini memiliki luas 9360 hektare dan merupakan danau terbesar di Papua. Dipandang dari atas, danau Sentani terlihat sangat indah karena terdapat 21 pulau kecil dengan kondisi yang masih sangat asri. Bagi yang hobidiving,paradiverdapat melihat indahnya 30 jenis ikan yang hidup disitu. Bahkan 4 jenis ikan merupakan ikan endemik, yaitu  ikan gabus danau sentani (Oxyeleotris heterodon), Ikan Pelangi Sentani (Chilatherina sentaniensis), Ikan Pelangi Merah (Glossolepis incisus) danHiu Gergaji (Pristis microdon).

Untuk lebih memopulerkan Danau Sentani, Pemerintah Kabupaten Jayapura menyelenggarakan acara tahunan yang diberi nama Festival Danau Sentani (FDS). FDS ini sudah dimulai pertama kali pada tahun 2007 dan tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-7. Selain menawarkan sensasi keindahan alam, FDS juga menyajikan keunikan budaya lokal dan hasil kerajinan Papua.

Pembukaan FDS selalu diisi denga tarian unik yang diberi namaisosolo. Isosoloadalah salah satu budaya dari masyarakat yang mendiami tepian Danau Sentani. Merupakan suatu tarian magis dan semi kolosal oleh masyarakat suku Sentani dengan mempersembahkan hewan buaya dalam suatu maksud dan alur ceritra akan kehidupan di Danau Sentani. Isosolo terdiri dari dua kata  yaitu  Iso dan Solo atau Holo.  Iso artinya bersukacita dan menari mengungkapkan perasaan hati, sedangkan Holo atau solo berarti kelompok atau kawanan dari semua kelompok umur baik anak-anak, ibu-ibu atau orang dewasa laki-laki yang menari. Isosolo berarti kelompok orang yang menari dengan sukacita mengungkapkan perasaan hati. Isosolo dilakukan di atas gabungan beberapa perahu dan di pelataran di darat yang disebut Yau. Kegiatan ini dilakukan hanya untuk menghormati Ondofolo (kepala suku) yang satu kepada Ondofolo yang lain.  Ketika hendak ke kampung yang lain harus mendapat restu dari Ondofolo yang menguasai wilayah itu. Antara kampung satu dengan kampung yang lain diatur oleh tatanan adat yang kuat. Alasan Isosolo dilakukan karena ada keberhasilan, kemakmuran dan panen yang melimpah. Semuanya ini hanya menunjukkan kebesaran Ondofolo.

Selain tari-tarian, FDS juga menampilkan kerajinan tangan berupa lukisan dari kulit kayu. Sesuai dengan namanya, pelukis menumpahkan hasil karyanya di atas media berupa kulit kayu, bukan kanvas pada umumnya. Sangat unik memang, karena mungkin hanya di Papua ada lukisan kulit kayu ini. Pada FDS ini juga direncanakan akan dilaksanakan prosesi pelantikan Ondoafi Suku Heram. Bagi anda masyrakat luar Papua tentu saja banyak yang belum pernah menyaksikan prosesi pelantikan kepala suku bukan?

Jika anda tertarik, silakan datang ke Festival Danau Sentani VII 2014 yang dilaksanakan pada 19-23 Juni 2014. Lokasi pelaksanaan di Pantai Kalkhote, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Lokasi ini dapat ditempuh hanya dalam waktu kurang lebih 20 menit dari Bandara Sentani dengan naik taksi Bandara.

Sumber: www.sentanilakefestival.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun