Mohon tunggu...
Rizal Saputra
Rizal Saputra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Panggung Politik, Drama Sandiwara "Badut-badut Pementas"

22 Maret 2019   09:43 Diperbarui: 22 Maret 2019   10:43 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tahun politik sepertinya sudah semakin riuh,  Ramai dengan hujat dan klaim kebenaran sana-sini,  Awampun menjadi korban tipu daya muslihat para aktor politik yang tampil bak badut,  Menyenangkan karna menghibur para elit-elit yang mempunyai segudang kepentingan dari kubu manapun.

Baik Tua,  Muda,  bahkan Emak-Emak sekalipun sepertinya sedang bereuforia di tahun penuh sandiwara ini,  Mereka menjadi milisi tak berdosa yang berkorban atas nama ideologi dan idealisme yang mereka pahami adalah suatu keniscayaan, Sedang para aktor yang berlagak seperti badut terlihat senang karna dibantu peran dalam mensuksesi kemenangan, Fenomena ini menakutkan,  dimana kawan kemudian menjadi lawan,  Lawan menjadi kawan,  bahkan tak berhenti disitu barang siapa yang menentang suatu yang di anggap benar oleh khalayak, Maka ia layak disalahkan,  Bukankah kebenaran di mata manusia masih bersifat substantif,  Lantas kenapa mereka semua berjibaku mengklaim paling benar, Sedang kebenaran hakiki mutlak milik tuhan. 

Tentu saja sebagian pemuda yang sadar kemudian berteriak, Kemana hilangnya keadilan di negeri yang katanya makmur ini,  atau apakah itu semua hanya tudung untuk menutupi betapa buruknya Hak Asasi,  Demokrasi, & Kesejahteraan dinegara ini. Panggung sandiwara terlihat begitu memuakkan semua orang bertopeng atas nama kepentingan, Panggung sandiwara terlihat begitu menyedihkan sebagian aktor harus menjadi badut dalam skenario dimana ia harus disalahkan, Ujungnya di jebloskan,  Panggung sandiwara terlihat lucu semua orang nampak terharu padahal dusta yang disampaikan tak ubahnya lelucon di siang bolong, Hoax merajalela. 

Namun ada hal yang perlu dipelajari dari hiruk-pikuk panggung politik penuh sandiwara ini,  Bukankah mereka semua manusia, Seorang manusia harusnya berperilaku layaknya manusia,  Meski tak harus seuutuhnya,  Jangan lupakan kedamaian dan kesejukan agar tercipta harmoni yang indah ditengah kacau balau dan meruncingnya konflik di antara badut-badut pementas. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun