Setelah itu, Ryoko pun berbicara pada Kiyo:Â
Tapi kurasa, pekerjaan makanai tak mudah dikuasai. Lagi pula, bukankah Sumire akan merasa lebih buruk melihatmu dalam kondisi ini? Kau harus pertimbangkan lagi.Â
Dari sini kita tahu bahwa Ryoko berusaha menenangkan mereka dan secara tidak langsung juga sedang "meminta" mereka untuk menerima apa pun yang telah terjadi sebab sebuah mimpi yang memiliki kemungkinan besar tidak akan terwujud, maka tinggalkanlah segera, bukan justru memaksakan diri untuk meraihnya karena justru akan menambah rasa sakit. Wah, memang benar-benar indah sekali pesan yang disampaikan dari serial ini. Padahal, ini baru dua episode awal, selanjutnya masih banyak lagi pesan penuh kehangatan yang hadir dalam serial ini yang tentunya akan menambah perspektif baru dalam memandang hidup.Â
Sedikit beralih, pada teknik penyutradaraan Kooreda selama memproduksi serial ini. Seperti yang sudah-sudah, film Kooreda pada umumnya akan memiliki nuansa yang lambat, tenang, dan dialog dominan seperti berbisik. Kooreda juga selalu memperhatikan detail-detail sekecil apa pun. Gaya peyutradaraan Kooreda itu, semua pun terlihat jelas pada setiap episode dalam serial The Makanai: Cooking for the Maiko House ini.  Adegan-adegannya dapat dirasakan berjalan pelan, tapi bukan yang memberi kesan membosankan, melainkan justru dengan tempo yang pelan itu menghadirkan ketenangan setiap kali melihatnya. Kemudian, pada saat adegan Kiyo memasak berbagai makanan, Kooreda akan menggunakan angle camera close-up, sehingga kita dapat dengan jelas mengikuti gerakan tangan Kiyo selama proses memasak. Hasil makanan yang telah jadi pun diambil dengan angle close-up, sehingga benar-benar berhasil menimbulkan nuansa menggiurkan yang akhirnya membuat setiap perut orang yang menonton keroncongan alias merasa lapar. Tidak sampai di situ, daya tarik Kooreda yang menonjol lainnya adalah penggunaan tone warna pada filmnya. Secara keseluruhan, tone warna biru dan  kuning (secara umum) digunakan di serial ini, sehingga  tampak halus, remang, dingin, dan juga hangat. Dengan tone warna yang demikian, tentu sudah pasti nuansa yang ingin ditampilkan oleh Kooreda adalah nuansa-nuansa yang penuh kedamaian dan keharmonisan yang memang terpancar khususnya di rumah "Saku" itu. Kooreda pun sukses membuat setiap adegan terasa hangat dan tenang, maka tiap-tiap adegan terasa benar-benar "nyata".
Serial The Makanai: Cooking for the Maiko House ini bisa menjadi tontonan cocok dan wajib di awal tahun apabila  kalian ingin memulai tahun yang baru ini dengan perasaan penuh ketenteraman. Maka dari itu, langsung saja tonton serial ini di platform streaming Netflix. Semoga setelah menonton ini, paling tidak hati kalian yang awalnya gundah, bisa menjadi agak sedikit merasa damai. Selamat tahun baru, walaupun sudah sangat terlambat. Berbahagia selalu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H