[caption id="attachment_365624" align="aligncenter" width="300" caption="Child in a SHOPPING-CART_huffingtonpost.com"][/caption]
Seorang ibu paruh baya tampak mengajak serta seorang balita yang didudukkan di kereta belanja menyusuri lorong2 sebuah mal. Setiap kali dia, selanjutnya sebut saja ibu paba, menaruh sesuatu ke dalam keranjang kereta selalu disertai dengan ucapan:
"Sarjana, ini sesuatu untukmu,"
atau
"Ini akan menjadi salin yang bagus untukmu, Sarjana,"
dan ungkapan kalimat lain serupa itu.
Pada akhirnya, seorang pelanggan mal lain yang kebetulan mendengar ungkapan kalimat2 si ibu paba merasa ada sesuatu yang janggal dan menggelitik dan lantas merasa perlu bertanya ketimbang penasaran. Maka berlangsunglah dialog berikut.
Penanya: "Ibu tampak sedang menikmati berbelanja agaknya. Yang Anda ajak serta belanja ini anak atau cucu?"
Ibu paba: "Cucu pertama saya."
Penanya: "Mengapa ibu memanggil cucu Sarjana? Apakah barangkali memang itu namanyakah?"
Ibu paba: "Saya memanggilnya begitu kendati orangtuanya memberinya entah apa pun namanya."
Penanya: "Wow! Tentu ada latar belakang kisahnya yang menarik ya bu."
Ibu paba: "Benar. Barang dua tahun lebih yang lewat saya memberangkatkan putri kami tersayang kuliah di sebuah perguruan tinggi terkemuka di kota B. Besar harap orangtua tertitip padanya agar kelak pada waktunya berhasil meraih gelar dan ijazah sarjana atau diploma."
Penanya: "Hal yang lumrah dan lazim orangtua membekali putra-putrinya dengan ilmu untuk menyongsong hari depan mereka."
Ibu paba: "Benar. Sungguh terbayangkan tentu tatkala putri kami pulang kembali ke rumah kami yang menanti dan mendoakan keberhasilan studinya."
.
.
.
.
.
Lanjutnya: "Untung tak dapat ditolak, malang tak bisa diraih ........."
.
.
.
.
.
Dan pungkasnya: "........ bukannya titel sarjana yang diimpi dan cita2kan sendiri demikian juga kami orangtuanya yang senyatanya dia bawa serta melainkan....... Ya balita inilah.....!!"
---oo0O0oo---
Ya sudahlah sob. Bisa memaknai kisah ini sendiri kan? Sampai di sini saja dulu yah.
Jakarta, 20150512
Tabik & salamHUMORana.com
ttd& cap stempel resmi
Departemen Humor Garing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H