Mohon tunggu...
M. Edy Sunarto
M. Edy Sunarto Mohon Tunggu... profesional -

Jawa asli, masa kecil & sekolah di Jawa Timur. Be cheerful. edysmartpro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pilot Masuk Surga

22 Maret 2015   23:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:16 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

CANDA PENYEGAR SEMBARI MENGEDUKASI DIRI MINGGU INI

Wahai para sohib kompasianer yang terhormat semuanya!!

Salam EDUMORANA.com

Jakarta Minggu malam begini ini seusai diguyur hujan deras banget tadi. Ngopinya dah ludes tentu ya coy, tuangkan tambahan porsi sembari melanjut guyon.

Seorang rohaniwan dikisahkan tutup usia dan arwahnya sedang ikutan mengantri di ambang Gerbang Keperakan. Tepat di depannya adalah seseorang yang berbaju mencolok, celana jins, lengkap dengan jaket kulit dan kacamata hitam. Modis, kasual, namun kece.

Seorang malaikat memanggil pria kece itu, dan menanyainya.

"Sebutkan siapa namamu, supaya aku bisa periksa di daftarku apakah engkau diijinkan atau ditolak masuk ke Kerajaan Surga."


Pria kece itu menjawab: "Saya Budi, pensiunan pilot maskapai penerbangan yang sempat amat dikenal di dalam mau pun luar negeri."

Sang malaikat memeriksa daftarnya. Dia tampak senyum lantas berkata kepada arwah pilot pensiunan itu.


"Terima dan kenakanlah jubah sutera ini juga tongkat emas. Masuklah engkau dan selamat datang di Kerajaan Surga."

Dengan tersenyum sepenuh syukur sang pilot pensiunan melangkah masuk surga.


Berikutnya adalah giliran si rohaniwan. Berdiri tegak dengan membusungkan dada dia lalu memperkenalkan diri.

"Saya Romo Puji, sudah puluhan tahun melayani Tuhan dan umat sebagai pastor di gereja bla bla bla."

Sang malaikat memeriksa daftarnya, lalu yang dikatakannya kepada si rohaniwan begini.


"Terimalah jubah katun dan tongkat kayu ini lalu masuklah engkau dan selamat datang di Kerajaan Surga."

"Sebentar. Maafkan saya malaikat," sergah si rohaniwan. "Arwah orang yang dulunya pilot tadi mendapat jubah sutera dan tongkat emas sedangkan saya hanya beroleh jubah katun dan tongkat kayu. Bagaimana bisa begitu?"


Dengan tenang dan bijak luar biasa sang malaikat lalu menjelaskan.

"Di atas langit ini, ketahuilah, timbangan amalan seseorang didasarkan pada hasil. Coba sajalah camkan penjelasan ini. Tatkala engkau dulu berkutbah dari atas mimbar – umatmu pulas tertidur. Sedangkan ketika pilot tadi menerbangkan pesawatnya – penumpang tekun berdoa."

----- MESS -----

Salam & tabik EDUMORANA buat semuanya.

Jakarta, 22 Maret 2015.

ttd & cap stempel resmi

Departemen Kebahasaan Antar Anakbangsa

Inspirasi: ... aneka sumber

Artikel lain terkait profesi dokter, di antaranya:

PERNIKAHAN EMAS SEPUHANPria Boleh Menua, Jangan MenyedihkanKAKEK TEREDUKASI CUCUPembelajaran RasaGANDHI DENGAN PROFESOR BULENYA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun