Bertolak dari pemikiran hebat di atas itulah bahkan penulis akan memaparkan hal-hal yang menggelitik. Menggelitiknya itu entah di kalbu, atau di pikiran barangkali tepatnya berada. Karena penulis sendiri sungguh meyakini bahwa di tempat-tempat yang Allah SWT ciptakan banyak syaraf gelinya bertebaran di bagian tubuh itu justru tidak sedang ada yang menyentuh.
Oleh karena itu, mari sama-sama saja kita pahamkan sobat. Tentang yang di atas itu. Dan dipadukan dengan yang menyusul penulis guratkan berikut ini.
Dimulai dengan satu pertanyaan yang jika dibilang usil, iseng dan amat sederhana juga tidak mengapa. Yaitu, kenapa dalam paparan di atas kucing diambil sebagai tokoh utama ya? Itulah tanggapan mula penulis begitu terbaca ajaibnya kucing di kisah itu karena bisa 'MENYALAK' di dalam rumah bercermin 1.000 buah. Ternyata seorang karib sudah menyimpan kemengertiannya perihal ketidak-padanan tersebut. Ditawarkannya hewan pengganti yang dalam dunia nyata sama-sama tidak pintarnya menyalak.
Sam Budaya nyeletuk: "Kenapa kucing ya? Coba diganti monyet."
Dan disahuti sam Purwoko: "Koq monyet, kenapa nggak singa?"
Maka penulis tergelitik untuk meneruskan dengan mengguratkan:
Lingkaran Mahluk Pilihan Harini. Kucing menyalak, singa mencicit, monyet menggonggong, sam Ipul (panggilan untuk SaifulS di atas) yang gantian mengeong. Dan ternyata sam Bud sudah siap sedia dengan jawab atas pertanyaannya sendiri yang terlihat dari tangkasnya menuliskan ini.
Budaya: "Jawabnya adalah disebabkan ngrasani (atau membicarakan di belakang tanpa setahu) monyet lebih seru daripada kucing, singa atau bahkan orang sekali pun. Perhatikan pembuktiannya dari dialog ringkas padat berikut ini."
----------
Pul: "Dul, loe tau gak orang yang barusan lewat?"
Dul: "Tau lah. Emang kenapa?"
Pul: "Belagu amat sih tuh orang."
Nah, dari dialog itu, coba gantikan 2 buah kata "orang" dengan monyet, kucing atau singa. Mana sekiranya menurut perasaan pembaca sendiri yang menjadikan dialog singkat di atas LEBIH SERU?
Penulis lebih bersepakat dengan sam Bud untuk memilih monyet sehingga sesudah penggantian terbentuk satu kalimat tanya asyik yang begini ini.
----------
Pul: "Dul, loe tau gak MONYET yang barusan lewat?"
Â