Awalan dan Komplimentari
Dengan memberanikan diri penulis meluncurkan artikel perdana untuk tayang di sub kanal ini berjudul Kenikmatan Satu Jam didedikasikan sebagai penanda menyambut hadir kembalinya sohib Jati Kumoro sesudah absen beberapa ketika dari Kompasiana. Sohib itu sendiri menayangkan persembahan karya pembuka atributatifnya sebagai profesor habuler yang disandangkan para fans kepadanya bertajuk Seks Pra Nikah dan Status Ternoda. Artikelyang sangat inspiratif.
NAH, seturut dan mengikuti jejak catatan status tayang artikel perdana, embrio gagasan yang sementara ini menumpuk atau terserak begitu saja di pojok ingatan, menemukan peluang beroleh momen berharganya masing2 untuk ikut dituliskan. Terwujud di urutan kedua untuk dikedepankan ke khalayak Kompasiana adalah materi sebagaimana tersaji di bawah yang berupa untaian kalimat hasil racikan menu berdasar resep pusaka keluarga.
Silakan menyimak ya sob.
Muatan Inti Yang Disampaikan
Sebuah hotel kecil langganan para turis di negara tetangga jauh, mendadak heboh tatkala suatu siang disewa menjadi tempat dihelatnya resepsi pernikahan yang boleh disebut rada2 istimewa. Pasangan mempelai yang disandingkan di kursi pengantin, biasalah ditata menjadi pusat acara dan sengaja didesain mampu mengarahkan perhatian dan buah bibir para tetamu undangan; dan pasangan pengantin ini punya sesuatu yang lebih dibandingkan pasangan pengantin lain pada umumnya.
Sang suami sudah gaek di akhir 60an tahun mempersunting gadis muda awal 20an tahun. Tampilan fisik tak mungkin sempurna bisa disamarkan di balik balutan busana, aksesori dan riasan pengantin.
Serasi gak sih?
Lalu, apakah jangan2 pengantin prianya berstatus duda?
Tentang tampilan fisik si gaek, masih ditambah lagi kesan tak bertenaga dari gerak tubuh dan jabat tangannya, tak terlalu keliru jika orang lantas mengira jangan2 si pria justru bakalan KO dan menanggung malu di malam pertama. Alasannya? Lantaran kebalikannya, sang isteri tampil dengan sosok yang sungguh sempurna mencitrakan perempuan muda belia, cantik manis, sehat-segar, energetik penuh semangat.
Namun tunggu dulu, malam pertama berlalu di balik pintu tertutup rapat kamar pengantin. Dan keesokan harinya, pengantin putri kelihatan menggelayut berpegangan hand-railing menapaki tangga, lemas tanpa daya, perlahan turun setapak demi setapak, seperti khawatir sekali terpeleset jatuh.
Akhirnya sampai juga langkahnya ke toko kecil yang terletak sama2 masih di lantai dasar tempat lobi hotel berada. Menampak lungkrahnya tampilan pengantin perempuan wiraniaga toko yang adalah seorang ibu paruh baya, menanyainya sepenuh perhatian.
“Apa yang sudah terjadi denganmu sayang? Kau tampak lusuh bagai sehabis berjuang keras memenangkan pertarungan hidup mati dengan seekor buaya saja!"
Si pengantin baru merintih macam menahan sakit, menggelendotkan badan ke almari pajang, kemudian bibirnya menggumamkan jawab.
“Ohhh Tuhanku! Kemarin jelang pesta, suamiku bilang punya simpanan tabungan sejak lama hingga umurnya sekarang yang di atas 60. Aku pikir maksudnya tabungan harta benda atau setidaknya uang!!”
Ibu wiraniaga tampak masih tak paham, "Lalu, memangnya ada kaitannyakah dengan keadaan dirimu sekarang ini?"
Si pengantin baru menjawab, "Libido, energi, stamina, daya tahan, wawasan dan ketrampilan teknis seksologi, serta semua lainnya dikumpulkan dan disimpannya selama itu. Semalam itulah baru dia gunakan. Itupun baru bunganya, belum pokok simpanannya!! Dia bilang begitu."
"Alamak!!!" Seru si wiraniaga sembari berdecak kagum.
--- o0O0o ---
Ya sudah. Dicukupkan di sini dulu sob kisah seksologinya.
Tabik & salam EDUMORANA
Jakarta, 26 Maret 2015.
ttd & cap stempel resmi
Departemen Kesehatan Lahir Batin
Inspirasi: ... aneka sumber sembari dadah2 kepada prof habuler
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H