Mohon tunggu...
Mesiyarti Manar
Mesiyarti Manar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Indonesian-based linguistics researcher who passionate in fashion design and traveling

Hey! I'm Meysi. I am Indonesian-based linguistics researcher. Currently, I am doing my research on endangered languages in Indonesia. I am passionate to fashion design and traveling. My travels taken me to around the Asia and beyond. The most thing that I concerned is becoming mother of two sons. They are my everyday inspiration to achieve the world. Well, welcome to my homepage!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Indonesia Zero Confirmed Corona Virus Case, Really?

12 Februari 2020   10:53 Diperbarui: 12 Februari 2020   11:07 3104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus akan lama bertahan pada udara dingin dibandingkan udara panas seperti Indonesia. Suhu dingin dan kelembapan yang relatif rendah memungkinkan Virus SARS bertahan lebih lama dibandingkan di daerah dengan temperatur dan kelembapan tinggi. Nah, kalo saya pilek juga paling 3 hari sembuh hehehe atau kalo kena gejala pilek trus minum vitamic C langsung ga jadi deh hehehe..

Imunitas yang Tinggi

Sesuai kata iklan 'berani kotor itu baik' bahwa anak yang sangat steril terhadap kuman akan sangat rentan jika terserang bakteri dan virus. Sejak kecil anak-anak Indonesia secara tidak sadar telah melatih imunitasnya agar dapat bertahan terhadap bakteri dan virus. Kalo anda saat ini berusia 30 tahunan ke atas pastinya tau persis bagaimana jajanan anak anak SD yang jika dilihat oleh orang asing jauh dari kata standar kesehatan.

Indonesia belum menerapkan sertifikasi level restoran ataupun penyedia jasa makanan. Berbeda dengan Singapura, negara ini menerapka level A, B, dan C untuk level retsoran yang layak menjual makanan. Untuk mendapatkan sertifikasi kementrian kesehatan akan melakukan serangkaian penilaian kebersihan mulai dari tempat masak, alat memasak, bahan makanan dan cara memasak. 

hollan-village-singapore.com
hollan-village-singapore.com
Melalui  National Environment Agency, negara ini telah menerapkan grading pada penjual makanan dan restoran menjadi 4 tingkat yaitu A, B, C, dan D. Kriteria penilaian didasarkan pada kebersihan, penyimpanan bahan makanan, kehiginisan makanan, dan kebersihan para pekerja. Pada tingkat D retorang dilarang menjual sebelum selesai mengambil kursus food hyginie yang ditentukan oleh lembaga pengawasan ini. Lisensi grading hanya berlaku 1 tahun dan harus mengajukan sertifikasi kembali untuk pemeringkatan. 

Wow sekali bukan? lalu, bagaimana di Indonesia? rasanya saya belum pernah melihat petugas kesehatan mengontrol, memeriksa aneka penjual jajanan di sekolah-sekolah negeri. Otoritas kesehatan Indonesia juga belum memberikan label tertentu pada penjual makanan, bahkan restoran besar saja belum tentu memiliki label halal. Bagaimana nasib warung-warung yang muncul tanpa tergistrasi sebelumnya, kebanyakan orang Indonesia membelinya dengan bismillah ajah deh sehat hahahaa.. 

Orang indonesia sejak anak-anak sudah akrab dengan bakteri dan virus. Jajanan di pinggir jalan dipenuhi debu, lalat yang beterbangan, bahkan sangat penjual tidak cuci tangan hehehe udah biasaa. Bakteri E. Coli hadir setiap hari bersama anak-anak dan imunitas tubuh sudah tau bagaimana mengalahkanya. 

Belum lagi berbgasi kasus borax, bakso formalin, pewarna pakaian dalam makanan serta kandungan natrium benzoat yang terlalu tinggi dalam makanan instan adalah santapan sehari-hari. Jadi kalo kata orang Indonesia, udah biasa mah jajan sembarangan ga pake liat apakah restoran itu bersih atau ga atau makanan yang dibeli sehat atau tidak.

Dokpri.
Dokpri.
Melihat kedua alasan di atas apakah benar Indonesia bebas dari virus korona? belum tentu karena pemeriksaan masih terus dilaksanakan. Bebarapa impor barang dari Cina sudah dihentikan sementara, penerbangan ke negara ini juga ditangguhkan, dan bahkan pengiriman mahasiswa dan TKW Indonesia dihentikan sementara untuk mengurangi potensi menyebarnya virus ini. Rumor dari akhli kesehatan Harvard yang menyebut bahwa Indonesia belum memiliki alat untuk mendeteksi korona juga sudah dibantah oleh Menteri Kesehatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun