Saat ini, lembaga bimbingan belajar semakin diminati seiring dengan tingginya kebutuhan akan pendidikan tambahan di tengah persaingan akademis yang ketat. Namun, fenomena ini juga memunculkan tantangan baru, persaingan antara lembaga bimbingan belajar untuk menarik perhatian siswa baru dan mempertahankan siswa lama. Dalam situasi seperti ini, strategi pemasaran yang terstruktur dan relevan menjadi kunci utama untuk bertahan dan berkembang.
Salah satu contoh menarik dalam perjalanan lembaga bimbingan belajar MENTARI, yang dirintis oleh Nurul Fauziah, seorang staf administrasi di bidang pendidikan sekaligus mahasiswi di Universitas IPWIJA. Dengan memanfaatkan waktu luangnya, Nurul membuka kegiatan belajar di rumah setiap Senin hingga Kamis pukul 14.00–15.30. MENTARI Belajar hadir untuk memberikan pendidikan tambahan yang berkualitas dengan biaya yang ramah di kantong. Meski telah beroperasi selama satu tahun, lembaga ini masih menghadapi tantangan dalam menarik lebih banyak siswa.
Keberadaan bimbel mentari belajar saat ini masih belum maksimal dikenal oleh masyarakat. Sebab itu MENTARI Belajar sedang berupaya memperluas jangkauan dan meningkatkan visibilitasnya di tengah masyarakat. Selama ini, promosi hanya dilakukan dari mulut ke mulut, sehingga informasi yang sampai ke calon siswa masih terbatas. "Karena keterbatasan waktu, saya belum sempat memanfaatkan media sosial untuk promosi," ungkap Nurul Fauziah, pendiri MENTARI. Menyadari pentingnya media sosial di era digital, MENTARI Belajar kini mulai memanfaatkan platform seperti Instagram dan TikTok. Dengan membuat video dan foto kreatif, MENTARI berharap dapat menjangkau lebih banyak siswa dan orang tua. Langkah ini merupakan upaya untuk memperkenalkan kualitas pendidikan yang ditawarkan serta menciptakan interaksi yang lebih luas dengan masyarakat. Akun Instagram dan TikTok dengan nama @Mentari_Belajar. Digunakan untuk membagikan konten edukatif yang menarik, seperti tips belajar efektif, video pendek tentang suasana belajar, dan testimoni siswa. Konten ini dirancang agar relevan dengan kebutuhan siswa dan menarik perhatian orang tua.
Selain promosi digital, kami juga mendistribusikan brosur ke masyarakat sekitar. Brosur ini berisi informasi lengkap tentang program yang ditawarkan, keunggulan MENTARI, dan kontak yang dapat dihubungi. Respons dari masyarakat sangat positif; banyak orang tua menyampaikan apresiasi atas informasi yang disediakan.
Upaya ini membuahkan hasil yang membanggakan. Banyak orang tua memberikan tanggapan positif terhadap MENTARI. Mereka menyadari bahwa lembaga ini tidak hanya membantu meningkatkan kemampuan akademik anak-anak mereka, tetapi juga menawarkan biaya yang terjangkau. Salah satu orang tua, Ibu Santi, mengungkapkan, "Saya merasa sangat senang. Anak saya menjadi lebih semangat belajar karena pengajarnya sabar dan perhatian.” Berikut pembelajaran dan interaksi yang kami lakukan bersama siswa walaupun harga yang kami tetapkan untuk bimbel mentari relatif di bawah rata-rata tapi prestasi anak luar biasa.
Melihat hasil positif dari strategi pemasaran ini, Nurul Fauziah menyampaikan rasa terima kasihnya. "Saya sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan. Dengan adanya media sosial, MENTARI kini lebih dikenal. Saya berharap lembaga ini bisa menjadi tempat belajar yang menyenangkan, aktif, dan kreatif untuk peserta didik."
Berikut adalah beberapa komunikasi pemasaran yang telah kami lakukan untuk meningkatkan jumlah siswa pada MENTARI Belajar.
Adanya kombinasi promosi digital dan manual yang terarah, MENTARI berhasil meningkatkan visibilitas dan menarik lebih banyak siswa. Kisah ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang tepat dapat membawa perubahan besar, bahkan untuk usaha kecil yang baru dirintis. Semoga inspirasi dari MENTARI dapat memotivasi lembaga bimbingan belajar lainnya untuk terus berkembang.
