Mohon tunggu...
Mesa Natadenta
Mesa Natadenta Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMAS Kolese Kanisius Jakarta

Minat dalam arsitektur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teks yang Menghibur

19 Mei 2023   16:56 Diperbarui: 19 Mei 2023   17:11 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teks anekdot yang menurut saya paling memukau adalah teks anekdot pertama yang menjelaskan terkait profesionalitas dan kompetensi intelijen Indonesia. Teks tersebut menunjukkan bagaimana tingkat kompetensi yang dimiliki oleh intel-intel Indonesia. Kondisi tersebut benar-benar digambarkan pada teks anekdot yang dikutip dengan suatu peristiwa yang dapat menipu intel Indonesia dengan menggunakan bahasa Arab. Hal tersebut menggambarkan realita pula masyarakat Indonesia yang dapat tertipu dengan perbedaan antara doa atau hanya bercakap-cakap saja saat digunakan bahasa Arab.

Teks anekdot adalah suatu teks yang menyampaikan narasi cerita dengan melibatkan unsur humoris. Berbeda dengan teks narasi lainnya, teks anekdot memiliki khas kebahasaan yang membawa karangan cerita non-fiksi atau fiksi dengan tujuan menyindir, mengkritik, memberikan pesan, dan terutama menghibur pembaca. Tujuan tersebut dapat disampaikan secara tidak langsung didalam teks anekdot melalui kreativitas pengarang dalam merancang sebuah narasi yang baik menggunakan  tata kata, kebahasaan, dan ciri-ciri pada teks anekdot.

Untuk memperjelas penjelasan tersebut, kita dapat memperhatikan contoh teks anekdot berikut dengan judul "Uang Mudah" :

Di hari raya Idul Fitri, sekumpulan keluarga besar berkumpul di rumah kakek neneknya. Beberapa dari mereka baru saja datang dari mudik yang sangat ramai sehingga jalanan menjadi macet. Terdapat sebagian yang bekerja di kementerian keuangan departemen pajak.

Nenek  : "Terima kasih sudah datang semua, mohon maaf lahir dan batin"
Kakek : "Silahkan dihidang makanannya yang tersedia, terima kasih"

Semua anggota keluarga langsung menyantap makanan yang sudah dipersiapkan. Sembari makan, mereka semua saling menukar pengalamannya yang menarik dan saling membagikan THR.

Nufransa: "Bagaimana kabar mu nak?"
Marius: "Baik Om, saya sehat-sehat saja."
Nufransa: "Ini ya THR kamu, jadi anak baik ya untuk Bapak mu, sukses selalu"
Marius: "Terima kasih Om. Omong-omong, saya ada kuis untuk Om"
Nufransa: "Apa itu?"
Marius: "Uang apa yang paling mudah didapatkan?"
Nufransa: "Apa ya? Saya tebak, THR atau mungkin uang ATM?"
Marius: "Tebakan Om salah, uang rakyat !"
Nufransa: "Hahahha, bisa aja kamu"

Teks anekdot tersebut dengan tema keuangan melibatkan penyindiran terhadap pejabat keuangan yang dalam berita-berita aktual terbukti melakukan gratifikasi keuangan masyarakat. Cara penyampaian sindiran tersebut disampaikan secara tidak langsung melalui sebuah lelucon pada bagian koda. Teks anekdot tersebut dapat melibatkan pembicaraan keluarga dan memunculkan sebuah kecairan untuk mengobrol antar sesama.

Teks anekdot tersebut tidak hanya ditujukan untuk menghibur pembaca, namun untuk menyampaikan pula sindiran terhadap subjek menyindir yang ada didalam teks. Penulis ingin menggaris bawahi kejadian yang sedang memanas di dalam pemberitaan. Penulis dapat menyampaikan kritik tersebut melalui percakapan antara anggota keluarga yang tengah melakukan halal-bihalal setelah perayaan hari raya Idul-Fitri. Keterlibatan salah satu anggota keluarga yang bekerja di departemen keuangan pajak memperjelas keadaan. Oleh karena itu, teks anekdot di atas berfungsi untuk menyampaikan sindiran terhadap departemen keuangan pajak yang kini terjadi beberapa kasus yang merugikan rakyat.

Penulis ingin memberikan makna sindiran terhadap keegoisan, keserakahan, dan korupsi para pejabat dalam mengambil dan menggunakan uang rakyat. Tentunya, penulis ingin mengaitkan hal yang terjadi di departemen keuangan, yaitu kasus gratifikasi Rafael Alun. 

Kasus tersebut mencemari nama departemen keuangan yang kian dipandang buruk oleh masyarakat. Marius selaku anak pada teks anekdot tersebut adalah salah satu cara masyarakat menyampaikan opininya terhadap departemen keuangan. 

Selain kasus korupsi, teks anekdot ini dapat mengaitkan nilai sosial di kehidupan sehari-hari kita. Penulis ingin masyarakat terhindar dari percobaan korupsi, penyalahgunaan, dan mengingatkan untuk selalu bertanggung jawab terhadap jabatan atau posisi kita di dalam masyarakat. Jika hal buruk terjadi, maka kita dapat menjadi salah satu pejabat yang terkena korupsi dan nama kita akan mulai memudar dan membekas didalam kedendaman masyarakat.

Secara garis besar, teks anekdot adalah teks naratif yang bersifat non-fiksi atau fiksi dan menyampaikan suatu humor atau lelucon dengan melibatkan sindiran, kritik, dan pesan pada suatu tokoh terkenal. Teks anekdot yang berjudul "Uang Mudah" menggambarkan bagaimana teks anekdot ditujukan sebagaimana yang diartikan dengan mengkritik kementerian keuangan departemen keuangan pajak yang sudah dilabel kurang dipercayai oleh rakyat. Selain itu, teks anekdot yang dikutip harus memperbaiki cara teks tersebut memulai bernarasi dan memperkuat bagian krisis, agar lebih mengikat pembaca untuk terus merasa terhibur dengan karangan penulis.

PNL/30

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun