Mohon tunggu...
Mesak Sanjaya
Mesak Sanjaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Nonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dan Solusi Menghadapi Fenomena Polarisasi Politik di Indonesia

21 Mei 2024   12:05 Diperbarui: 23 Mei 2024   20:30 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Polarisasi politik di indonesia semakin Hari semakin realistis meskipun Fenomena ini bukan hal baru dalam dunia politik global, namun dalam konteks indonesia, meningkatnya polarisasi menimbulkan Ancaman serius terhadap stabilisasi sosial dan integritas nasional.

AKAR PENYEBAB POLARISASI POLITIK

Polarisasi politik di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait, salah satu faktor utama adalah media sosial. Dalam era digital, media sosial menjadi platform utama bagi masyarakat untuk memperoleh informasi dan berinteraksi. Namun, media sosial juga menjadi sarana penyebaran hoaks dan propaganda politik yang dapat memperkeruh suasana. Informasi yang tersebar di media sosial seringkali bersifat partisan dan emosional, sehingga memperkuat pandangan di kalangan masyarakat.

Salah satu penyebab utama polarisasi politik adalah media sosial. Pertukaran informasi yang cepat dimungkinkan oleh platform ini, namun platform ini juga mempermudah misi informasi politik dan hoaks untuk berkembang biak dan memperkeruh keadaan. Postingan media sosial yang berisi konten partisan dan emosional dapat berfungsi untuk melegitimasi perbedaan sudut pandang dalam masyarakat. Salah satu penyebab utama polarisasi politik adalah media sosial. Pertukaran informasi yang cepat dimungkinkan oleh platform ini, namun platform ini juga mempermudah misi informasi politik dan hoaks untuk berkembang biak dan memperkeruh keadaan. Postingan media sosial yang berisi konten partisan dan emosional dapat berfungsi untuk melegitimasi perbedaan sudut pandang dalam masyarakat.

selain itu, elit politik juga memainkan peran besar dalam memperarah polarisasi. Kampanye politik yang menggunakan isu-isu identitas, seperti agama dan etnis, sering kali dimanfaatkan untuk meraih dukungan. Taktik ini tidak hanya memperdalam perpecahan di masyarakat, tetapi juga menciptakan ketidak percayaan antar kelompok. hal terlihat jelas dalam berbagai pilkada dan pemilu presiden di indonesia, di mana kampanye hitam dan ujaran kebencian menjadi alat politik yang efektif namun merusak.

DAMPAK POLARISASI TERHADAP MASYARAKAT 

Polarisasi Politik membawa berbagai dampak negatif bagi masyarakat. Pertama, Polarisasi mengikis kohesi sosial. ketika masyarakat terbelah berdasarkan afilisasi politik, hubungan sosial antara individu dan kelompok menjadi renggang ketidakmampuan untuk berdialog secara sehat menyebabkan konflik sosial yang dapat berujung pada kekerasan fisik maupun verbal

Kedua, Polarisasi juga berdampak pada kualitas demokrasi. Demokrasi yang sehat membutuhkan debat dan diskusi yang konstruktif. Namun, ketika perbedaan pendapat tidak lagi dihargai dan justru dianggap sebagai ancaman, maka proses demokrasi menjadi terganggu. kebijakan publik yang dihasilkan seringkali tidak lagi berdasarkan kepentingan umum, tetapi lebih pada kepentingan kelompok tertentu yang dominan.

Ketiga, Polarisasi juga berdampak pada pisikologis individu. Ketegangan politik yang terus menerus dapat menimbulkan stres dan kecemasan. Masyarakat menjadi terpecah antara mereka yang mendukung satu pihak dan mereka yang mendukung pihak lain, sehingga tercipta lingkungan yang tidak kondusif bagi kesejahteraan mental.Secara psikologis, mereka yang berada di sekitar polutan mengalami ketegangan dan kecemasan. Suasana yang merugikan kesehatan mental dihasilkan oleh permusuhan politik yang terus berlanjut, yang memecah masyarakat menjadi loyalis partai.

SOLUSI MENGATASI POLARISASI POLITIK

Untuk mengatasi polarisasi politik, dibutuhkan upaya yang komperehensif dari berbagai pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun