Di tengah persaingan ketat industri kecerdasan buatan (AI), Alibaba Group kembali membuat gebrakan dengan meluncurkan model terbaru mereka, Qwen 2.5 Max. Pengumuman ini bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek 2025, seolah menandai babak baru dalam strategi perusahaan untuk mendominasi arena AI, khususnya di China dan Asia.
Dalam berbagai uji coba, Alibaba mengklaim bahwa Qwen 2.5 Max memiliki performa lebih unggul dibandingkan model AI terkemuka lainnya seperti GPT-4o dari OpenAI, DeepSeek-V3, dan Llama 3.1-405B dari Meta.

Namun, apakah klaim ini cukup untuk menggeser dominasi para raksasa AI global? Dan bagaimana dampaknya terhadap ekosistem AI secara keseluruhan?
Ambisi Alibaba: AI untuk Menguasai Cloud dan Ekosistem Digital
Alibaba tidak sekadar meluncurkan Qwen 2.5 Max sebagai produk AI biasa. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk memperkuat layanan cloud mereka.
Dengan model AI canggih yang diintegrasikan ke dalam Alibaba Cloud, perusahaan berharap dapat menarik lebih banyak pelanggan dan pengembang yang membutuhkan solusi AI berkinerja tinggi.
Langkah ini bukan sesuatu yang baru. OpenAI, misalnya, telah memanfaatkan kekuatan model GPT mereka untuk meningkatkan penggunaan Microsoft Azure. Amazon dengan AWS juga memiliki model AI eksklusif mereka sendiri. Alibaba tampaknya ingin memainkan strategi serupa: menjadikan AI sebagai mesin pertumbuhan utama bagi layanan cloud mereka.
Persaingan Ketat dengan DeepSeek dan Meta
Meski Alibaba adalah salah satu pemain terbesar di sektor cloud dan AI di China, mereka tidak berjalan sendirian.
Salah satu pesaing utama mereka adalah DeepSeek, startup yang berbasis di Hangzhou---kota yang sama dengan kantor pusat Alibaba. DeepSeek telah menarik perhatian global dengan model AI mereka yang open-source dan berbiaya rendah, mengancam dominasi raksasa teknologi China.
Di sisi lain, Meta dengan Llama 3.1-405B menawarkan pendekatan berbeda dengan menjadikan AI mereka sebagai model open-weight yang dapat digunakan oleh komunitas pengembang secara luas.
Alibaba, sebaliknya, lebih memilih strategi tertutup yang mengintegrasikan AI dengan ekosistem cloud mereka. Jika Meta menargetkan adopsi luas di berbagai platform, Alibaba ingin memastikan bahwa teknologi mereka digunakan dalam lingkungan Alibaba Cloud.