Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dampak Kebijakan Tarif Dagang Trump terhadap Ekonomi Global dan Posisi Indonesia

4 Februari 2025   05:39 Diperbarui: 4 Februari 2025   05:39 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Reuters Photo File

Ketegangan perdagangan global kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif besar-besaran terhadap Meksiko, Kanada, dan Tiongkok.

Langkah ini berpotensi mengganggu rantai pasokan internasional, memicu perang dagang baru, serta memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi global, termasuk Indonesia.

Dinamika Perang Dagang yang Sedang Berlangsung

Trump mengumumkan bahwa tarif terhadap tiga mitra dagang utama AS ini akan mulai berlaku pada Selasa, 4 Februari 2025. Tarif ini diberlakukan dengan dalih melindungi ekonomi AS, membendung perdagangan narkotika, serta mengatasi imigrasi ilegal.

Namun demikian, dampaknya terhadap pasar global sangat cepat terasa. Pasar saham Eropa dan AS mengalami penurunan signifikan, sementara nilai mata uang utama seperti yuan Tiongkok, dolar Kanada, dan peso Meksiko juga melemah.

Uni Eropa Siap Melawan Uni Eropa bereaksi dengan keras terhadap ancaman tarif dari Trump. Para pemimpin Eropa menegaskan bahwa mereka siap membalas jika kepentingan ekonomi mereka diserang. (Sumber: Reuters, 3 Februari 2025)

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa Eropa harus bersatu dan siap mengambil tindakan yang diperlukan. Kanselir Jerman Olaf Scholz juga menekankan bahwa Uni Eropa tidak akan tinggal diam, meskipun mereka lebih memilih negosiasi daripada eskalasi konflik.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, memperingatkan bahwa perang dagang hanya akan menguntungkan Tiongkok dan menciptakan ketidakstabilan ekonomi global. Defisit perdagangan AS dengan Uni Eropa yang mencapai 155,8 miliar euro pada tahun 2023 menjadi latar belakang ketegangan ini.

Dampak bagi Indonesia

Sebagai negara yang bergantung pada perdagangan global, Indonesia tidak akan terhindar dari dampak perang dagang ini. Beberapa potensi dampak terhadap ekonomi Indonesia meliputi:

  1. Pelemahan Pasar Ekspor: Indonesia memiliki hubungan perdagangan yang erat dengan Uni Eropa, AS, dan Tiongkok. Jika perang dagang berlanjut, permintaan terhadap ekspor Indonesia bisa tertekan, terutama untuk sektor manufaktur dan komoditas.
  2. Gejolak Harga Komoditas: Indonesia sebagai eksportir utama minyak sawit, batu bara, dan karet bisa menghadapi volatilitas harga. Kebijakan tarif yang diterapkan Trump dapat mengganggu rantai pasokan global dan mempengaruhi permintaan terhadap produk-produk ini.
  3. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah: Ketidakpastian global sering kali membuat investor mencari aset yang lebih aman seperti dolar AS. Ini dapat menyebabkan pelemahan rupiah yang berdampak pada biaya impor dan inflasi domestik.
  4. Dampak terhadap Industri Otomotif dan Elektronik: Tarif AS terhadap Meksiko dan Kanada bisa menghambat rantai pasokan global untuk industri otomotif dan elektronik. Indonesia, yang menjadi bagian dari rantai pasokan ini, bisa ikut terdampak jika terjadi gangguan logistik dan biaya produksi meningkat.

Respon Global dan Sikap Indonesia

Indonesia perlu mengambil langkah strategis untuk menghadapi ketidakpastian ini. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Diversifikasi Pasar Ekspor: Indonesia dapat memperluas pasar ekspor ke negara-negara di luar AS dan Eropa, seperti Afrika dan Amerika Latin, untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar yang terdampak perang dagang.
  • Memperkuat Perdagangan Regional: Indonesia bisa memanfaatkan kemitraan ekonomi di ASEAN dan perjanjian perdagangan seperti RCEP untuk mengamankan stabilitas perdagangan.
  • Menarik Investasi Alternatif: Ketidakpastian global dapat dimanfaatkan untuk menarik investor yang ingin menghindari risiko di AS dan Uni Eropa. Dengan kebijakan investasi yang tepat, Indonesia bisa menjadi tujuan alternatif bagi perusahaan yang mencari lokasi produksi baru.
  • Memanfaatkan Momentum untuk Reformasi Ekonomi:Dengan memperbaiki kebijakan ekonomi domestik, seperti insentif pajak dan kemudahan berusaha, Indonesia bisa meningkatkan daya saingnya di pasar internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun