Persaingan dalam dunia kecerdasan buatan (AI= Artifcial Intelligence) semakin memanas, terutama dengan langkah agresif yang diambil oleh perusahaan-perusahaan teknologi asal Tiongkok.
Alibaba Group Holding Ltd baru saja mengumumkan pencapaian terbaru mereka dalam pengembangan AI, di mana model terbaru mereka, Qwen 2.5 Max, diklaim mengungguli model AI dari Meta (Llama) dan DeepSeek dalam berbagai uji coba.
Pengumuman ini dirilis melalui WeChat oleh Alibaba Cloud, menunjukkan ambisi besar raksasa teknologi ini dalam menguasai sektor AI global.
Sementara itu, DeepSeek, startup AI yang baru berusia 20 bulan dan berbasis di Hangzhou---markas besar Alibaba---juga menjadi sorotan global. Perusahaan ini berhasil meraih pendanaan dengan valuasi unicorn, menandakan bahwa AI dari Tiongkok semakin diperhitungkan di kancah internasional.
DeepSeek dan Alibaba tampaknya menjadi tolok ukur baru dalam persaingan AI, bahkan untuk perusahaan-perusahaan besar seperti OpenAI dan Anthropic.
Namun demikian, keberhasilan perusahaan-perusahaan AI asal Tiongkok ini tidak hanya berdampak di dalam negeri. Di Amerika Serikat, kemenangan AI Tiongkok mulai memunculkan kekhawatiran, terutama di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump yang baru kembali menjabat pada awal tahun 2025.
Trump dikenal sebagai sosok yang sangat protektif terhadap industri teknologi dalam negeri dan kerap mengambil langkah-langkah drastis untuk membendung dominasi Tiongkok.
Tanggapan Trump: Perang Teknologi yang Semakin Ketat
Trump telah menanggapi kemunculan DeepSeek dengan menyebutnya sebagai peringatan bagi industri teknologi AS. Ia mendorong perusahaan-perusahaan Amerika untuk lebih inovatif dan kompetitif agar tidak tertinggal dari Tiongkok.
Pernyataan ini semakin diperkuat setelah Alibaba mengumumkan keberhasilan model AI terbaru mereka, yang semakin mengukuhkan posisi Tiongkok dalam persaingan global. Bukan hal yang mengejutkan jika Trump kemudian mempertimbangkan berbagai kebijakan protektif, seperti membatasi akses Tiongkok terhadap chip canggih buatan AS.
Administrasi Trump bahkan sedang mendiskusikan pembatasan lebih lanjut terhadap penjualan chip Nvidia H20 ke Tiongkok, sebuah langkah yang dapat memperlambat kemajuan AI di negeri Tirai Bambu.
Chip ini dirancang untuk mengakomodasi aturan ekspor yang lebih ketat, tetapi jika pembatasan semakin diperketat, perusahaan seperti Alibaba dan DeepSeek bisa menghadapi kendala besar dalam mengembangkan model AI mereka.
Selain itu, Trump juga mengisyaratkan penerapan tarif tambahan bagi perusahaan yang memproduksi chip mereka di luar AS. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan Amerika pada rantai pasokan global, terutama yang melibatkan Tiongkok.
Persaingan Cloud Computing dan Harga yang Terus Turun
Di sisi lain, Alibaba dan Tencent terus bersaing ketat dalam sektor layanan cloud di Tiongkok. Kedua raksasa teknologi ini bahkan telah memangkas harga layanan mereka dalam beberapa bulan terakhir guna menarik lebih banyak pengguna.