Harga tiket pesawat domestik di Indonesia sering kali dianggap lebih mahal dibandingkan dengan penerbangan internasional. Fenomena ini semakin mencolok, terutama dalam beberapa tahun terakhir, yang menyebabkan protes dari masyarakat, khususnya bagi mereka yang ingin bepergian dalam negeri namun terbebani oleh harga tiket yang tinggi.
Meskipun pemerintah telah mengumumkan kebijakan baru untuk menurunkan harga tiket pesawat, muncul pertanyaan besar: Apakah kebijakan ini sudah cukup efektif untuk mengatasi harga tiket domestik yang mahal?
Penerbangan Internasional Bisa Lebih Murah dari Domestik: Fenomena yang Semakin Populer
Salah satu fenomena yang menarik adalah kenyataan bahwa terkadang tiket penerbangan internasional bisa lebih murah daripada penerbangan domestik. Sebagai contoh, penerbangan Jakarta ke Pekanbaru dengan maskapai domestik bisa lebih mahal daripada penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur dengan AirAsia, lalu lanjut ke Pekanbaru.
Fenomena ini mengundang perhatian karena banyak penumpang yang memiliki paspor kemudian memilih untuk terbang ke negara lain terlebih dahulu, bahkan jika tujuan akhirnya tetap di dalam negeri.
AirAsia, yang telah dinobatkan sebagai Maskapai Penerbangan Bertarif Rendah Terbaik di Dunia sejak 2010, menjadi pilihan utama bagi penumpang yang mencari tiket lebih murah. Maskapai ini menawarkan tarif rendah untuk penerbangan internasional, termasuk menuju hub besar seperti Kuala Lumpur, yang kemudian dapat dilanjutkan ke rute domestik Indonesia dengan harga yang lebih terjangkau.
Walaupun perjalanan ini lebih panjang dan melibatkan transit, banyak penumpang yang lebih memilihnya karena total biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan penerbangan domestik langsung.
Mengapa Harga Tiket Domestik Bisa Mahal?
Ada beberapa alasan mengapa harga tiket domestik di Indonesia lebih mahal meskipun sering kali pesawat penuh. Salah satunya adalah keterbatasan jumlah maskapai yang beroperasi di rute tertentu, yang menyebabkan kurangnya kompetisi di pasar domestik.
Maskapai besar seperti Garuda Indonesia atau Lion Air memiliki pengaruh besar, dan kurangnya pesaing di beberapa rute membuat harga tetap tinggi meskipun permintaan sudah mencapai puncaknya. Selain itu, biaya operasional tinggi di Indonesia, seperti pajak bandara dan biaya bahan bakar, juga turut berkontribusi pada tingginya harga tiket domestik.
Sementara itu, di negara seperti Malaysia, maskapai berbiaya rendah seperti AirAsia mampu mengoperasikan penerbangan dengan harga yang jauh lebih rendah karena biaya operasional mereka lebih efisien dan mereka bisa menawarkan rute yang lebih banyak.
Kebijakan Pemerintah yang Diharapkan Menurunkan Harga Tiket
Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, mulai merespons masalah ini dengan langkah-langkah kebijakan yang lebih konkret. Salah satu kebijakan yang diusulkan adalah penurunan tarif pajak dan biaya lainnya yang diberlakukan pada maskapai domestik.
Hal ini diharapkan bisa menurunkan harga tiket pesawat, membuatnya lebih terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, peningkatan infrastruktur dan efisiensi operasional di bandara domestik juga bisa menurunkan biaya operasional maskapai, yang akhirnya bisa mengurangi harga tiket.
Selain itu, kebijakan ini juga mencakup upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan kompetisi di pasar penerbangan domestik. Dengan membuka lebih banyak rute dan mendukung maskapai berbiaya rendah, diharapkan harga tiket dapat lebih terjangkau bagi masyarakat luas.
Dampak Kebijakan Terhadap Penumpang dan Maskapai
Bagi penumpang, kebijakan ini tentu menjadi angin segar, karena dapat mengurangi beban biaya perjalanan udara domestik. Namun, bagi maskapai, kebijakan ini menantang mereka untuk lebih efisien dan meningkatkan layanan mereka agar tetap kompetitif di pasar.
Penting juga untuk diingat bahwa penurunan harga tiket tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada bagaimana maskapai mengelola biaya operasional mereka. Dalam hal ini, kebijakan yang berkelanjutan dan kolaborasi antara pemerintah dan maskapai akan sangat menentukan.
Kesimpulan: Sudah Sesuaikah Kebijakan Baru Pemerintah?
Saat ini, pilihan bagi penumpang dengan paspor yang ingin menghemat biaya penerbangan domestik adalah dengan memilih rute internasional terlebih dahulu, seperti terbang ke Kuala Lumpur dan melanjutkan perjalanan ke destinasi domestik mereka.
Dengan harga yang lebih terjangkau, pilihan ini semakin populer, terutama bagi mereka yang memiliki waktu lebih untuk transit.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga tiket domestik merupakan langkah yang positif, namun perubahan signifikan membutuhkan waktu dan keselarasan antara regulasi pemerintah dan kebijakan maskapai.
Bagi penumpang, pemahaman akan pilihan-pilihan yang ada bisa membuat perjalanan mereka lebih hemat dan efisien, sekaligus mendorong maskapai domestik untuk berinovasi dalam menghadirkan tarif yang lebih bersaing.
Apakah kebijakan baru pemerintah sudah cukup untuk mengatasi masalah harga tiket domestik yang mahal?
Pertanyaan ini tentu perlu waktu untuk dijawab, namun kebijakan yang berkelanjutan dan kerjasama antara pihak pemerintah dan maskapai akan sangat menentukan bagaimana harga tiket domestik bisa menjadi lebih terjangkau di masa depan.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H