Apa yang membuat sebuah maskapai layak disebut "terbaik"? Apakah layanan mewah, ketepatan waktu, atau keramahan kru kabin? Di sisi lain, apa yang menyebabkan maskapai masuk daftar "terburuk"?
Tahun 2024, dua lembaga bergengsi, AirHelp dan Skytrax, memberikan jawaban melalui laporan tahunan mereka.
Hasilnya? Ada kejutan besar, cerita sukses yang menginspirasi, dan sisi gelap yang menjadi peringatan bagi industri penerbangan.
Brussels Airlines: Sang Juara Baru Versi AirHelp
Siapa sangka, Brussels Airlines yang sebelumnya hanya menjadi bayang-bayang raksasa seperti Qatar Airways, kini melompat ke posisi puncak sebagai maskapai terbaik dunia versi AirHelp. Sejak 2018, Qatar Airways selalu mendominasi daftar ini, tetapi 2024 menjadi tahun pembuktian bagi maskapai asal Belgia tersebut.
Bagaimana mereka melakukannya? Ketepatan waktu, layanan prima, dan umpan balik positif dari penumpang menjadi senjata utama. Hal ini membuktikan bahwa konsistensi dalam mendengarkan pelanggan bisa mengalahkan tradisi raksasa.
Garuda Indonesia: Membawa Nama Bangsa dengan Bangga
Di tengah persaingan ketat, Garuda Indonesia menunjukkan bahwa maskapai asal Indonesia juga bisa berbicara di panggung dunia.
Garuda berada di peringkat ke-13 versi AirHelp, mengungguli nama besar seperti Qantas dan Delta Air Lines. Bahkan, dalam kategori kru kabin terbaik dunia versi Skytrax, Garuda berhasil duduk di peringkat ketiga.
Prestasi ini adalah refleksi dari keramahan khas Indonesia, yang tak hanya mengutamakan profesionalisme tetapi juga sentuhan personal. Bagi Garuda, menjadi tuan rumah yang baik di langit adalah misi yang terus dijaga.
Qatar Airways: Pemimpin Kelas Dunia Tak Pernah Tergoyahkan
Meski tergeser di AirHelp, Qatar Airways tetap tak terkalahkan di daftar Skytrax sebagai maskapai terbaik dunia. Mereka menggabungkan armada modern, layanan premium, dan pengalaman perjalanan tanpa cela.
Diikuti oleh Singapore Airlines dan Emirates, tiga besar ini adalah raja langit yang sulit ditandingi. Laporan Skytrax, berdasarkan survei terhadap lebih dari 21 juta penumpang di 100 negara, mencerminkan apa yang benar-benar diinginkan oleh para pelancong global.
Belajar dari Sisi Gelap: Maskapai Terburuk Dunia
Namun, tidak semua cerita manis. AirHelp juga memaparkan daftar maskapai terburuk 2024. Tunisiair, maskapai asal Tunisia, menjadi yang paling buruk. Ketepatan waktu yang rendah, layanan yang mengecewakan, dan kurangnya respons terhadap keluhan penumpang menjadi penyebab utama.
Maskapai lain seperti Buzz (milik Ryanair) dan Bulgaria Air juga masuk daftar ini. Realitas ini menunjukkan bahwa kompetisi di industri penerbangan bukan hanya tentang siapa yang terbaik, tetapi juga tentang siapa yang paling butuh perbaikan.
Kategori Spesial: Dari yang Murah hingga yang Bersih
Penerbangan hemat bukan lagi kompromi terhadap kualitas, dan AirAsia adalah bukti nyatanya. Dinobatkan sebagai maskapai bertarif rendah terbaik dunia sejak 2010, AirAsia terus memberikan pengalaman terbang yang terjangkau tanpa mengorbankan kenyamanan dasar.