Pada sebuah pagi pada tanggal 5 Februari 1958, sekelompok pensiunan tentara mendirikan bank kecil  berupa Perkumpulan dengan nama Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Bank ini didirikan oleh 6 orang purnawirawan TNI dan seorang masyarakat sipil.
Dengan misi sederhana untuk membantu para pensiunan tentara mengelola tabungan dan kebutuhan keuangan mereka, bank ini tumbuh perlahan, mencerminkan semangat kebersamaan dan ketangguhan yang mereka bawa dari medan perang ke dunia bisnis.
Namun, siapa sangka, perjalanan bank ini kelak akan penuh liku, hingga akhirnya menjadi bagian dari salah satu konglomerasi keuangan terbesar dunia?
Awal yang Sederhana, Visi yang Besar
Bermula dari sebuah bank yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pensiunan, kemudian bank kecil menjadi Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) yang sangat lekat dengan suasana khas awal bulan. Sebagai bank yang awalnya melayani pensiunan, awal bulan adalah saat paling sibuk, ketika para pensiunan datang untuk mengambil dana pensiun mereka.
Saya sendiri pernah merasakan momen itu saat menjadi Branch Manager di sebuah bank nasional puluhan tahun silam. Kantor cabang kami yang terletak tepat di sebelah kantor BTPN, setiap awal bulan menjadi saksi bisu bagaimana halaman kami dipenuhi oleh antrean panjang para pensiunan yang menunggu giliran mereka.
Pemandangan tersebut memberi nuansa tersendiri---senyum penuh harapan dari para orang tua yang datang untuk menerima hak mereka. Suasana ini menunjukkan betapa besar peran BTPN dalam membantu kesejahteraan para pensiunan.
Bank ini bukan sekadar tempat transaksi, melainkan penyambung tangan negara dalam menyalurkan kesejahteraan kepada mereka yang telah mengabdikan diri sepanjang hidupnya.
Berawal dari layanan kecil untuk komunitas pensiunan, BTPN berkembang menjadi bank yang dikenal di kalangan para purnawirawan. Namun, perubahan besar mulai terlihat di tahun 1997, ketika guncangan ekonomi nasional menghantam Indonesia. Krisis finansial itu mengguncang banyak institusi keuangan, termasuk BTPN.
Para pemilik awal, para pensiunan, akhirnya harus melepas kepemilikan bank kepada Grup Bakrie, sebuah nama besar dalam dunia bisnis Indonesia.
Langkah ini adalah awal transformasi besar BTPN. Meski memiliki visi besar untuk memperkuat bank ini, Grup Bakrie sendiri terpuruk akibat badai krisis moneter yang tak kunjung reda. Rencana konsolidasi dengan beberapa bank lain pun kandas.
Di tengah situasi yang serba tak pasti, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) masuk mengambil alih sebagian besar saham bank ini pada tahun 2000.