Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona Festival Loy Krathong di Thailand

16 November 2024   20:18 Diperbarui: 16 November 2024   20:58 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat bulan purnama menyinari langit Thailand di bulan November, ada sebuah perayaan yang membawa kesan magis, meriah, dan penuh makna bagi masyarakatnya.

Festival Loy Krathong---dikenal dengan keindahan lampion yang mengapung di air---adalah waktu di mana orang-orang berkumpul untuk merayakan rasa syukur, memohon keberuntungan, dan melepaskan segala beban hidup mereka.

Namun, lebih dari itu, perayaan ini adalah cermin dari kedalaman tradisi dan ikatan kuat masyarakat Thailand dengan alam dan budaya mereka.

Kisah Di Balik Loy Krathong

Loy Krathong telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Thailand selama berabad-abad. Dikatakan bahwa festival ini dimulai pada masa kerajaan Sukhothai, sekitar abad ke-14, yang dianggap sebagai awal dari kerajaan Thailand modern.

Pada waktu itu, rakyat percaya bahwa sungai adalah sumber kehidupan, dan mereka menghormati Dewi Khongkha, dewi air yang memberi kehidupan kepada mereka.

Di malam Loy Krathong, masyarakat membuat krathong, semacam rakit kecil yang terbuat dari daun pisang atau daun kelapa yang dihias dengan bunga, dupa, dan lilin. Krathong ini kemudian dilarung ke sungai, dan inilah inti dari festival tersebut.

Menurut tradisi, dengan melarung krathong ke air, seseorang melepaskan segala dosa, kesulitan, dan hal negatif dalam hidup mereka. Inilah simbol pelepasan dan permohonan kehidupan yang lebih baik.

Namun demikian, makna Loy Krathong tidak hanya berhenti pada simbolisme spiritual itu saja. Ada juga aspek lain yang tak kalah penting: harapan baru. Saat melarung krathong, masyarakat memohon agar hidup mereka dipenuhi kebahagiaan, kedamaian, dan kemakmuran. Setiap lilin yang menyala pada krathong menggambarkan harapan mereka, yang meskipun kecil, tetap terang dalam gelapnya malam.

Makna yang Mendalam di Setiap Krathong

Bagi banyak orang, Loy Krathong bukan hanya sekadar pesta, melainkan sebuah kesempatan untuk mengingat kembali hubungan mereka dengan alam dan air.

Air bukan hanya sekadar unsur yang ada di sekitar mereka, tetapi juga sumber kehidupan yang sangat dihormati. Ada keyakinan bahwa melarung krathong adalah cara untuk mengucapkan terima kasih kepada air yang telah memberi kehidupan kepada mereka sepanjang tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun