Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pizza Hut pun Menutup 20 Gerai di Indonesia dan Merugi Secara Signifikan di Tahun 2024

16 November 2024   08:35 Diperbarui: 16 November 2024   14:42 3673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Kerugian yang dialami oleh PZZA bukanlah kasus yang terisolasi. Banyak brand internasional yang juga merasakan dampak yang sama di pasar Indonesia. Sebut saja KFC yang harus menutup 47 gerai sepanjang tahun 2024, Starbucks yang terus mencatatkan kerugian sejak awal tahun, serta McDonald's yang sahamnya terjun bebas setelah kasus E. coli yang menyebabkan kematian pelanggan di Amerika.

Bahkan, pada tahun 2017, Seven Eleven, salah satu brand global ternama, harus menutup semua gerainya di Indonesia meskipun berhasil merajai pasar minimarket di level dunia.

Fenomena ini menunjukkan bahwa bahkan merek internasional yang sudah lama berada di pasar Indonesia dan memiliki pengaruh besar pun dapat terpuruk ketika mereka gagal beradaptasi dengan kebutuhan dan ekspektasi pasar lokal, atau tidak mampu menjaga reputasi mereka di tengah tantangan eksternal.

Pelajaran Berharga untuk Industri Ritel dan Restoran Cepat Saji

Dari situasi yang dialami oleh PT Sarimelati Kencana Tbk. dan berbagai brand internasional lainnya di Indonesia, ada beberapa pelajaran berharga yang dapat diambil oleh para pelaku industri, khususnya yang bergerak di sektor ritel dan restoran cepat saji. Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat dipetik:

  1. Mengelola Reputasi Merek dengan Bijak: Kasus boikot terhadap Pizza Hut mengingatkan kita bahwa reputasi merek adalah aset yang sangat berharga. Setiap tindakan atau kebijakan yang dianggap kontroversial oleh masyarakat dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang merugikan. Pelaku industri perlu memperhatikan nilai-nilai yang diusung oleh merek mereka dan selalu menjaga komunikasi yang baik dengan pelanggan agar kepercayaan konsumen tetap terjaga.
  2. Fleksibilitas dalam Model Bisnis: Penutupan sejumlah gerai dan pengurangan karyawan mengajarkan pentingnya fleksibilitas dalam model bisnis. Ketika pasar mengalami perubahan atau terjadi penurunan permintaan, perusahaan perlu siap untuk melakukan efisiensi operasional dengan menyesuaikan jumlah gerai atau memperkenalkan format bisnis yang lebih fleksibel. Ini bisa termasuk lebih mengandalkan layanan delivery, memperluas saluran digital, atau menyesuaikan format gerai agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.
  3. Pentingnya Inovasi Produk dan Layanan: Penurunan penjualan yang cukup tajam menunjukkan bahwa perusahaan harus terus berinovasi untuk menjaga daya tarik konsumen. Tanpa adanya inovasi dalam produk, layanan, atau pengalaman pelanggan, sebuah merek bisa kehilangan relevansi di pasar yang sangat kompetitif. Oleh karena itu, perusahaan harus terus berupaya memberikan sesuatu yang baru dan berbeda agar pelanggan tetap tertarik untuk datang kembali.
  4. Analisis dan Respons Cepat terhadap Perubahan Pasar: Dinamika pasar yang cepat berubah, baik itu karena faktor sosial, ekonomi, maupun politik, menuntut perusahaan untuk memiliki sistem yang dapat merespons perubahan dengan cepat. Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap tren konsumsi yang berubah, seperti pergeseran ke layanan digital atau pola makan yang lebih sehat, sangat penting untuk mempertahankan pangsa pasar.
  5. Ketahanan dalam Menghadapi Krisis Eksternal: Krisis eksternal, seperti gerakan boikot atau perubahan perilaku konsumen yang tidak terduga, bisa memberikan dampak besar terhadap kinerja sebuah perusahaan. Oleh karena itu, bisnis harus memiliki strategi mitigasi risiko yang baik, termasuk dalam menghadapi krisis reputasi atau masalah terkait produk. Perusahaan perlu membangun ketahanan yang lebih baik agar dapat bertahan dan terus beroperasi meskipun ada guncangan dari luar.
  6. Efisiensi Operasional dan Pengelolaan Biaya: Pengurangan jumlah gerai dan karyawan mencerminkan langkah efisiensi yang diambil perusahaan untuk mengurangi biaya. Dalam kondisi yang tidak pasti, perusahaan harus bijak dalam mengelola biaya operasional dan memastikan bahwa semua sumber daya yang ada digunakan secara efektif. Hal ini termasuk penyesuaian strategi pengelolaan aset dan tenaga kerja agar tidak terbebani oleh biaya yang tidak perlu.

Saat yang Tepat untuk Membangkitkan Brand Lokal

Dengan semakin banyaknya brand internasional yang menghadapi kesulitan di Indonesia, ini mungkin adalah saat yang tepat bagi brand lokal untuk mengambil peluang. Merek-merek lokal memiliki keunggulan dalam hal pemahaman pasar, preferensi konsumen, serta kemampuan untuk lebih fleksibel dalam beradaptasi dengan dinamika yang ada.

Merek lokal dapat lebih mudah membangun hubungan emosional dengan konsumen Indonesia dan memanfaatkan kekayaan budaya lokal untuk menciptakan produk yang lebih relevan dan menarik bagi pasar domestik.

Saat ini adalah kesempatan bagi brand-brand lokal untuk menjadi raja di negeri tercinta ini, tidak hanya dengan berfokus pada kualitas produk, tetapi juga dengan memperhatikan pengalaman pelanggan yang lebih personal dan autentik.

Kesimpulan

Kerugian yang dialami oleh PT Sarimelati Kencana Tbk. dan penutupan gerai-gerai mereka memberikan gambaran jelas tentang tantangan yang dihadapi oleh perusahaan besar dalam industri restoran cepat saji dan ritel.

Di tengah situasi ini, perusahaan-perusahaan internasional dan lokal harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar, menjaga reputasi merek, dan terus berinovasi agar tetap relevan.

Sekarang adalah saat yang tepat bagi brand lokal untuk bangkit dan memanfaatkan kesempatan untuk memenangkan hati konsumen Indonesia dengan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun