Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kabar Baik untuk Emak-Emak, Tupperware Bangkit Kembali dari Ancaman Kebangkrutan

6 November 2024   20:10 Diperbarui: 6 November 2024   20:15 3477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal & Flyer Tupperware

Transformasi Menjadi Perusahaan Swasta

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Tupperware juga akan menjadi perusahaan swasta di bawah kepemilikan kelompok pemberi pinjaman yang meliputi Stonehill Capital Management dan Alden Global Capital, dua manajer dana lindung nilai (hedge fund) terkemuka.

Dengan perubahan ini, Tupperware akan dihapus dari bursa saham, yang memungkinkan perusahaan untuk menata ulang arah bisnisnya dengan fleksibilitas yang lebih besar tanpa tekanan dari investor pasar modal.

Pelajaran Berharga dari Kebangkitan Tupperware

Bagi para penggemar setia, terutama emak-emak yang telah lama mengandalkan produk Tupperware di dapur mereka, kebangkitan ini tentunya menjadi kabar baik. Namun, kisah ini juga menyimpan pelajaran penting bagi pelaku bisnis lainnya:

  1. Inovasi dalam Pemasaran Tetap Penting
    Tupperware awalnya sukses karena pendekatan pemasaran yang inovatif, dan pelaku bisnis masa kini dapat belajar dari ini. Meskipun model pesta Tupperware kurang relevan hari ini, fleksibilitas dalam memanfaatkan media sosial atau platform online bisa menjadi strategi pemasaran baru yang relevan.
  2. Menyesuaikan Diri dengan Tren Pasar
    Pergeseran konsumen ke wadah yang lebih ramah lingkungan memberikan pelajaran bahwa setiap bisnis harus peka terhadap preferensi pasar yang terus berubah. Bisnis harus selalu meninjau kembali portofolio produknya dan mungkin mulai mengutamakan produk yang lebih berkelanjutan atau inovatif.
  3. Pengelolaan Utang yang Bijak
    Beban utang yang berlebihan bisa menjadi risiko besar bagi kelangsungan bisnis, seperti yang dialami oleh Tupperware. Bisnis perlu mempertahankan manajemen keuangan yang stabil dan cermat, memastikan bahwa investasi dan utang dikelola secara bijak agar tidak menjerumuskan ke dalam krisis finansial.
  4. Kesempatan dalam Krisis
    Ketika pandemi memberi dorongan sementara, Tupperware bisa memanfaatkan momentum ini sebagai inspirasi untuk beradaptasi lebih cepat. Ini mengajarkan bahwa setiap krisis seringkali memiliki peluang yang bisa dimanfaatkan, asalkan perusahaan sigap menanggapinya.
  5. Manfaat dari Status Perusahaan Swasta
    Menjadi perusahaan swasta memberi Tupperware ruang lebih besar untuk melakukan restrukturisasi. Untuk beberapa perusahaan, menghindari bursa saham mungkin memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk kembali stabil, terutama dalam situasi keuangan yang menantang.

Harapan untuk Masa Depan Tupperware

Dengan kesepakatan baru ini, Tupperware kini memiliki kesempatan kedua untuk membangkitkan kembali kejayaannya. Bagi penggemar Tupperware, ini adalah angin segar yang memberi harapan bahwa produk favorit mereka akan terus menghiasi dapur-dapur keluarga.

Para pelaku bisnis juga dapat menjadikan perjalanan ini sebagai studi kasus tentang bagaimana inovasi, ketangkasan menghadapi tantangan, dan pengelolaan utang yang bijak bisa menjadi kunci dalam menghindari krisis.

Semoga Tupperware memanfaatkan kesempatan ini untuk menciptakan produk yang lebih inovatif dan relevan dengan kebutuhan konsumen masa kini. Dari dapur-dapur di rumah kita hingga strategi bisnis global, Tupperware tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun