Dua Tantangan Besar yang Mengguncang Bisnis Global McDonald's serta Dampaknya di Indonesia
McDonald's, raksasa restoran cepat saji dunia, tengah menghadapi dua krisis besar yang mengguncang bisnis global mereka. Tantangan ini muncul dari dua masalah utama: wabah E. coli yang terkait dengan produk Quarter Pounder di Amerika Serikat, serta pemboikotan yang dipicu oleh dugaan dukungan McDonald's terhadap konflik Palestina-Israel.
Kedua masalah tersebut juga membawa dampak signifikan bagi citra dan operasional McDonald's, termasuk di Indonesia, salah satu pasar penting mereka di Asia Tenggara.
Wabah E. coli: Ancaman Terhadap Kepercayaan Konsumen
Pada Oktober 2024, Amerika Serikat diguncang oleh wabah E. coli O157 yang dihubungkan dengan produk Quarter Pounder McDonald's. Wabah ini menyebabkan satu orang meninggal dan 49 lainnya jatuh sakit di 10 negara bagian.
Penyelidikan awal menemukan bahwa bawang cincang dari pemasok tunggal menjadi sumber potensial infeksi ini, memperlihatkan kerentanan dalam rantai pasokan global McDonald's.
Akibat wabah tersebut, saham McDonald's anjlok hampir 6% dalam perdagangan prapasar, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap dampak negatif yang mungkin terjadi pada penjualan kuartal keempat perusahaan.
Sebagai perbandingan, insiden serupa dalam sejarah industri makanan cepat saji, seperti wabah E. coli di Jack in the Box pada tahun 1993 yang menewaskan empat anak, dan kasus Chipotle pada 2015, berujung pada penurunan penjualan drastis. Chipotle, misalnya, butuh lebih dari satu tahun untuk stabil kembali, dan Jack in the Box mengalami penurunan penjualan selama empat kuartal berturut-turut.
Meskipun wabah ini terjadi di Amerika Serikat, dampaknya dapat merambah ke Indonesia. Konsumen Indonesia semakin peka terhadap masalah keamanan pangan, dan berita tentang wabah ini dapat memengaruhi persepsi masyarakat lokal terhadap produk McDonald's.
Oleh karena itu, McDonald's Indonesia perlu proaktif dalam memastikan bahwa mereka menerapkan standar keamanan pangan yang ketat dan melakukan komunikasi terbuka untuk meredakan kekhawatiran konsumen.
Pemboikotan Pro-Palestina: Tekanan Sosial dan Politik
Selain krisis kesehatan, McDonald's juga dihadapkan pada pemboikotan di berbagai negara terkait dengan konflik Palestina-Israel. Beberapa waralaba McDonald's di Israel dilaporkan memberikan makanan gratis kepada tentara Israel, yang memicu kemarahan dari kelompok pro-Palestina.
Akibatnya, seruan untuk memboikot McDonald's semakin menggema di media sosial dan mempengaruhi persepsi publik terhadap perusahaan ini, termasuk di Indonesia, di mana isu kemanusiaan seperti ini sangat sensitif.