Pernyataan Samuel Coleridge dalam puisi klasiknya, The Rime of the Ancient Mariner, "Air, air di mana-mana dan tidak setetes pun untuk diminum," sangat relevan dalam konteks masalah modern yang dihadapi perusahaan saat ini terkait data.
Dengan begitu banyaknya data yang tersedia, justru menjadi tantangan besar bagi perusahaan untuk benar-benar memanfaatkannya. Banyak organisasi terjebak dalam mengejar volume data yang besar namun gagal mengekstrak nilai sesungguhnya yang dapat dihasilkan.
Di era digital saat ini, data merupakan salah satu aset paling berharga bagi perusahaan. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi banyak organisasi adalah tidak hanya memiliki data dalam jumlah besar, tetapi memastikan bahwa data tersebut akurat, relevan, dan tepat waktu untuk mendukung keputusan bisnis yang krusial.
Pengguna data sering kali menghabiskan waktu yang berlebihan untuk mencari dan membersihkan data, alih-alih memanfaatkannya secara optimal. Dalam konteks ini, peran Chief Information Officer (CIO) menjadi sangat penting untuk memimpin perubahan dan memastikan data serta teknologi berada di garis depan bisnis.
Data: Darah Kehidupan Bisnis
Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa data adalah darah kehidupan dari bisnis modern. Keputusan-keputusan strategis penting, seperti pengembangan produk, strategi pemasaran, hingga efisiensi operasional, semuanya sangat bergantung pada kualitas data yang dimiliki.
Namun demikian, satu pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh para pemimpin bisnis adalah: Seberapa yakin Anda bahwa data terpenting Anda akurat dan tepat waktu?
Sering kali, fokus pada kuantitas data menutupi perhatian terhadap kualitas. Hal ini menyebabkan perusahaan terjebak dalam pengelolaan data skala besar tanpa strategi yang jelas untuk mengekstrak nilai sebenarnya dari data tersebut.
Pengguna data bisa menghabiskan 30 hingga 40 persen waktunya hanya untuk mencari data, dan 20 hingga 30 persen untuk membersihkannya. Waktu yang terbuang ini memperlihatkan perlunya pendekatan baru dalam mengelola data.
Dua Imperatif Utama dalam Mengelola Data
Untuk memastikan data benar-benar memberikan nilai tambah bagi bisnis, ada dua imperatif utama yang harus diperhatikan oleh CIO:
1. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas
Memiliki volume data yang besar tidak berarti apa-apa jika data tersebut tidak akurat, tidak dapat diakses, atau tidak relevan. CIO harus memastikan bahwa organisasi memiliki kebijakan yang kuat untuk menjaga kualitas data, termasuk aksesibilitas dan kegunaannya. Sayangnya, banyak perusahaan yang memiliki kebijakan pengelolaan data hanya di tingkat fungsi pendukung, seperti TI, tanpa diikuti secara luas oleh seluruh organisasi. CIO dapat mendorong tata kelola data yang lebih efektif melalui keseimbangan antara pengelolaan data dan tata kelola yang terpusat.
Lebih dari 60 persen pemimpin teknologi, berdasarkan survei, berencana untuk meningkatkan penggunaan data, analitik, dan kecerdasan buatan (AI). Ini menunjukkan pentingnya peran CIO dalam memastikan infrastruktur data yang kokoh, sekaligus membangun tim yang kompeten untuk mengelola operasi data dan pembelajaran mesin.
2. Mengembangkan Kemampuan Orkestrasi Data
Orkestrasi data adalah kemampuan untuk menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai kumpulan data agar dapat memberikan pengalaman bisnis yang lebih baik.
Contohnya, dalam pemeliharaan prediktif, ketika sensor mendeteksi bahwa suatu komponen harus diganti, data tersebut harus dihubungkan dengan data inventaris untuk memastikan komponen pengganti tersedia, data manajemen tim untuk menugaskan kru perbaikan, hingga data harga dan penagihan.
Tingkat integrasi dan orkestrasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh proses berjalan lancar, efisien, dan terkoordinasi dengan baik. Untuk mencapai orkestrasi data ini, CIO harus bekerja sama dengan pengembang data dan tim lintas fungsi lainnya.
Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah dengan mendirikan "ruang perang pengiriman data dan analitik," di mana tim lintas fungsi (pengembang data, hukum, kepatuhan, arsitek full-stack) bekerja bersama untuk membangun platform orkestrasi data yang memungkinkan data mengalir ke seluruh bagian organisasi.