Berburu Nasi Pindang di Taman Bojana
Untuk menemukan Nasi Pindang yang autentik, saya memilih untuk mengunjungi Taman Bojana, sebuah pusat kuliner di Jalan Simpang Tujuh, Kota Kudus. Taman Bojana adalah food court populer di Kudus yang menyajikan berbagai hidangan khas daerah ini.
Selain Nasi Pindang, pengunjung juga dapat mencicipi kuliner khas Kudus lainnya seperti Soto Kudus, Nasi Tahu, dan Bakso. Di sini, beragam warung kuliner berjejer, memberikan banyak pilihan untuk mencicipi sajian terbaik.
Saat mencicipi Nasi Pindang di salah satu warung di Taman Bojana, saya merasakan kehangatan kuah santan yang gurih berpadu sempurna dengan daging kerbau yang lembut. Tidak hanya itu, di meja juga tersedia berbagai lauk tambahan seperti tempe goreng, tahu goreng, paru goreng, perkedel kentang, serta sate telur puyuh.
Berbagai lauk ini memberikan keleluasaan bagi pengunjung untuk menambah variasi pada hidangan mereka.
Perbandingan dengan Rawon: Dua Hidangan Berkuah Gelap yang Istimewa
Sebagai penikmat kuliner Nusantara, saya tidak bisa mengabaikan kemiripan antara Nasi Pindang Kudus dan Rawon, hidangan berkuah gelap yang berasal dari Jawa Timur. Kedua hidangan ini sama-sama menggunakan irisan daging dan kuah dengan rempah yang kaya, namun terdapat perbedaan mendasar.
Kuah Nasi Pindang menggunakan santan encer, sementara kuah Rawon tidak. Selain itu, Nasi Pindang Kudus diberi aroma daun melinjo, sedangkan Rawon biasanya disajikan dengan tambahan taoge. Perbedaan ini membuat keduanya memiliki karakteristik rasa yang unik meski sama-sama memanjakan lidah.
Mengakhiri Petualangan dengan Kenikmatan Kuliner Kudus
Setelah mengunjungi berbagai destinasi bersejarah dan menikmati kuliner legendaris seperti Nasi Pindang, perjalanan di Kudus saya akhiri dengan kesan yang mendalam. Kudus, dengan segala kekayaan sejarah dan kulinernya, menjadi destinasi yang memikat hati para traveler yang ingin merasakan langsung akulturasi budaya yang tercermin dalam bangunan bersejarah maupun dalam cita rasa kulinernya.
Sebagai kenang-kenangan dari perjalanan ini, saya membeli sebuah miniatur Menara Kudus yang terbuat dari kayu ukiran. Miniatur ini tidak hanya menjadi pengingat akan keindahan arsitektur Masjid Menara Kudus, tetapi juga melengkapi koleksi benda-benda khas yang saya kumpulkan dari berbagai pelosok Nusantara.