Surabaya di malam hari selalu menyimpan pesona tersendiri, terutama bagi para pecinta kuliner. Setiap kali saya mengunjungi kota ini, baik untuk urusan pekerjaan maupun sekadar singgah untuk jalan-jalan, malam saya tak pernah lengkap tanpa berburu hidangan berkuah.
Dari sekian banyak pilihan, ada empat hidangan legendaris yang selalu menjadi incaran saya. Salah satu yang selalu saya prioritaskan adalah Rawon Setan, sebuah sajian yang sudah tersohor dengan pedasnya yang menggigit.
Namun demikian, jika waktu memungkinkan, ada tiga hidangan lain yang tak kalah menggoda: Rawon Nguling, Lontong Kupang, dan Tahu Campur Kalasan.
Meskipun bukan di restoran mewah, kenikmatan makan di warung atau tenda pinggir jalan di Surabaya pada malam hari adalah sebuah pengalaman tersendiri yang tak bisa dilewatkan.
Rawon Setan: Sensasi Pedas yang Tak Terlupakan
Jika ada satu hidangan yang selalu saya buru saat tiba di Surabaya pada malam hari, itu adalah Rawon Setan.
Warungnya mungkin sederhana, hanya warung pinggir jalan, tetapi jangan salah, Rawon Setan Mbak Endang selalu dipadati oleh pengunjung yang siap menyambut sensasi pedas yang luar biasa. Nama "Setan" diambil dari rasa pedasnya yang ekstrem, namun justru itulah daya tariknya.
Saat piring rawon ini datang, kuah hitam pekat yang terbuat dari kluwek langsung menggugah selera dengan aromanya yang kuat. Potongan daging sapinya besar dan empuk, disajikan dengan nasi hangat dan tauge segar. Tapi bagian paling menantang dari Rawon Setan adalah sambal rawitnya yang pedas menggigit, seolah membuat setiap suapan membakar lidah.
Meski begitu, sensasi ini adalah bagian dari kenikmatannya. Setiap kali saya punya waktu semalam di Surabaya, Rawon Setan selalu menjadi pilihan pertama saya. Tak ada yang lebih memuaskan di malam Surabaya yang mulai sejuk daripada menyantap rawon ini di bawah lampu jalanan.
Rawon Nguling: Elegansi Rasa Klasik di Setiap Suapan
Namun, jika malam saya sedikit lebih panjang, saya tidak akan melewatkan kesempatan untuk mencicipi Rawon Nguling. Berbeda dengan Rawon Setan yang pedas menggigit, Rawon Nguling menghadirkan cita rasa yang lebih halus dan klasik.
Warung ini mungkin terlihat sederhana, tetapi rasanya tidak bisa dianggap enteng. Kuah rawonnya berwarna hitam, tetapi tidak terlalu pekat, dan menawarkan rasa yang lebih seimbang, lembut di lidah dan kaya bumbu.