Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghidupkan Kembali Khutbah Haji Wada Rasulullah SAW, Refleksi Maulid Nabi 12 Rabiul Awal 1446H

14 September 2024   21:43 Diperbarui: 14 September 2024   21:45 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangka menyambut Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1446 H, saya merasa terpanggil untuk merenungkan kembali pesan-pesan universal yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam Khutbah Haji Wada.

Khutbah ini bukan hanya merupakan pernyataan kenabian terakhir yang disampaikan kepada umat Islam pada tahun ke-10 Hijriah, tetapi juga merupakan panduan hidup yang terus relevan hingga hari ini.

Pengalaman spiritual yang saya rasakan saat momen Idul Adha 1445 H tahun ini semakin memperkuat niat saya untuk menghidupkan pesan-pesan Khutbah Haji Wada dalam kehidupan modern.

Pada Idul Adha tersebut, saya melaksanakan shalat di Masjid Nurul Qolbi Mertilang, Bintaro Jaya, di mana DR. Ir. Agus S. Djamil, M.Sc, penulis buku "Al-Quran dan Lautan", menyampaikan khutbah yang berjudul "Universalitas, Totalitas, dan Syi'ar Haji." Khutbah beliau membuka wawasan saya tentang bagaimana khutbah Rasulullah SAW pada Haji Wada tidak hanya berisi pesan moral, tetapi juga panduan universal yang relevan sepanjang masa.

DR. Ir. Agus S. Djamil, seorang geo-saintis yang telah bekerja di Brunei sejak tahun 1998 dan saat ini menjadi dosen di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, memberikan perspektif yang luas tentang relevansi ajaran haji dalam kehidupan kita sekarang. Beliau menekankan bahwa haji tidak hanya ritual fisik, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai universal yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Inspirasi dari Khutbah dan Transformasi ke dalam Buku

Setelah merenungkan khutbah tersebut, saya tergerak untuk menuliskannya dalam sebuah artikel berjudul "Khutbah Haji Wada dan Implementasinya: Refleksi Idul Adha 1445 H" yang kemudian diterbitkan di Kompasiana.

Meskipun artikel tersebut sempat ditahan oleh redaksi untuk ditinjau ulang, akhirnya berhasil diterbitkan dan mendapat respons positif dari pembaca. Anda dapat membaca artikel tersebut di tautan berikut: Khutbah Haji Wada dan Implementasinya: Refleksi Idul Adha 1445 H.  

Artikel tersebut menjadi landasan inspirasi saya untuk memperluasnya menjadi sebuah buku berjudul "Memahami Khutbah Rasulullah SAW pada Haji Wada dan Mengimplementasikan di Masa Kini". Buku ini diterbitkan pada awal September 2024 dan mendapatkan sambutan yang hangat dari berbagai kalangan.

Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Di dalam buku tersebut, saya mencoba menyelami pesan-pesan terakhir Rasulullah SAW dalam Khutbah Haji Wada, yang disampaikan di Padang Arafah, dan mengaitkannya dengan kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang kita hadapi saat ini.

Lima Pilar Utama dalam Khutbah Haji Wada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun