Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menelusuri Jejak Kreativitas di Saptohoedojo Art Gallery, Wisata Seni yang Penuh Sejarah

15 Agustus 2024   15:06 Diperbarui: 17 Agustus 2024   22:13 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Jika Anda adalah pecinta seni dan sejarah, maka kunjungan ke Saptohoedojo Art Gallery di Yogyakarta adalah suatu keharusan. Galeri ini tidak hanya menawarkan keindahan karya seni, tetapi juga menggali kisah seorang maestro seni Indonesia, Dr. Hc. R.M. Saptohoedojo, yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam dunia seni Nusantara.

Mengenal Sosok Saptohoedojo

Saptohoedojo, atau yang akrab disapa "Pieq" saat kecil, lahir pada tanggal 6 Februari 1925 di Solo. Ia adalah anak ketujuh dari 18 bersaudara, dengan darah seni mengalir dalam dirinya dari dua garis keturunan terhormat. Ayahnya, KRT dr. Hendronoto, dan ibunya yang merupakan keturunan pujangga terkenal, Ronggowarsito, memberikan landasan kuat bagi Saptohoedojo dalam mengejar dunia seni.

Kehidupan Saptohoedojo penuh warna. Sejak kecil, bakatnya dalam melukis sudah terlihat, bahkan ia pernah menjadi juara lomba melukis antar sekolah di Solo. Namun, jiwa petualangnya yang penuh semangat membawanya jauh dari kampung halamannya.

Saptohoedojo menghabiskan masa mudanya dengan bergabung dalam Tentara Pelajar saat revolusi fisik, hingga akhirnya merantau ke Singapura untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Di Singapura, setelah berbagai tantangan hidup, termasuk bekerja sebagai sopir taksi, Saptohoedojo mulai dikenal sebagai pelukis berbakat. Pertemuan dengan Mr. Russel, konsul Inggris di Singapura, membuka jalan baginya untuk memamerkan karyanya di British Council, sebuah titik awal yang mengubah hidupnya.

Kesuksesannya sebagai pelukis terus berkembang, terutama setelah meraih penghargaan dalam pameran di Malaysia pada 1948. Ia bertemu tokoh-tokoh terkemuka seperti Sutan Sjahrir dan Kusumo Utoyo, dan bersama mereka mendirikan Indonesia Office di Singapura. Karier seninya makin bersinar setelah belajar di Rijks Academy di Amsterdam dan State School of Arts di London dengan subsidi dari pemerintah Indonesia.

Setelah kembali ke Indonesia, Saptohoedojo menjadi dosen di ASRI Yogyakarta, tetapi kemudian memutuskan untuk menjadi seniman independen. Kebebasannya menghasilkan karya-karya luar biasa dalam berbagai bidang seni, termasuk lukisan, patung, desain, kolase, batik, dan kriya seni.

Menariknya, Saptohoedojo juga pernah memperistri Kartika Affandi, putri dari Sang Maestro Affandi. Hubungan ini memperkuat ikatan Saptohoedojo dengan dunia seni, membawa pengaruh besar dalam karya-karyanya, dan memperkaya perjalanan seninya.

Kisah di Balik Saptohoedojo Art Gallery

Setelah meraih kesuksesan di luar negeri, Saptohoedojo kembali ke Indonesia dengan semangat besar untuk berkarya. Bersama istrinya, Yani, mereka mendirikan Saptohoedojo Art Gallery pada tahun 1976 di Yogyakarta.

Saptohoedojo Art Gallery | Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Saptohoedojo Art Gallery | Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun