Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cara Keluar dari Kebuntuan melalui Pengambilan Keputusan yang Disengaja

2 Agustus 2024   06:57 Diperbarui: 2 Agustus 2024   07:01 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: McKinsey Insight 

Kita semua pasti pernah mengalami kondisi ini, yaitu situasi di mana kita harus membuat keputusan tetapi merasa terjebak dan tidak bisa melanjutkan karena berbagai alasan. Dalam dunia bisnis, dampak negatif yang terjadi dari penundaan pengambilan keputusan sangat signifikan.

Menurut penelitian dari McKinsey, manajer di perusahaan Fortune 500 pada umumnya mungkin membuang lebih dari 500.000 hari setahun---setara dengan sekitar USD250 juta dalam upah tahunan---untuk pengambilan keputusan yang tidak efektif.

Jadi, bagaimana para pemimpin dapat mengoptimalkan proses pengambilan keputusan dan menggunakan waktu serta uang mereka dengan lebih baik?

Memahami Kerangka Kerja yang Jelas

Langkah pertama adalah memiliki kerangka kerja yang jelas untuk pengambilan keputusan. Kerangka ini harus mencakup kriteria yang jelas tentang apa yang menjadi dasar keputusan, peran dan tanggung jawab siapa yang memiliki otoritas untuk membuat keputusan, serta tahapan proses yang harus dilalui.

Contoh Implementasi: Sebuah perusahaan teknologi mengembangkan kerangka kerja yang mencakup panduan langkah demi langkah untuk meluncurkan produk baru. Mereka menetapkan kriteria keberhasilan yang jelas seperti target pasar, anggaran, dan timeline. Mereka juga mendefinisikan peran tim produk, tim pemasaran, dan manajemen senior dalam proses pengambilan keputusan.

Pentingnya Data yang Relevan

Data yang akurat dan relevan sangat penting untuk membuat keputusan yang baik. Analisis pasar, kinerja internal, dan umpan balik pelanggan adalah beberapa sumber data yang bisa digunakan.

Contoh Implementasi: Sebuah perusahaan ritel menggunakan data penjualan dan umpan balik pelanggan untuk menentukan produk mana yang harus dipromosikan lebih lanjut. Dengan menganalisis tren penjualan dan mendengarkan apa yang diinginkan pelanggan, mereka dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam mengelola inventaris dan strategi pemasaran.

Teknik Pengambilan Keputusan

Menggunakan teknik pengambilan keputusan yang tepat juga sangat membantu. Beberapa teknik yang umum digunakan adalah analisis SWOT untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman; matriks keputusan untuk membandingkan berbagai opsi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan; dan daftar pro dan kontra untuk menimbang keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan.

Contoh Implementasi: Sebuah startup harus memutuskan apakah akan memasuki pasar internasional. Mereka melakukan analisis SWOT untuk memahami kekuatan mereka (teknologi canggih), kelemahan (kurangnya pengalaman internasional), peluang (permintaan global untuk produk mereka), dan ancaman (regulasi internasional yang ketat). Dengan informasi ini, mereka dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi tentang ekspansi internasional.

Kolaborasi Tim yang Efektif

Mengambil keputusan secara kolaboratif dapat meningkatkan kualitas keputusan dan meminimalkan resistensi. Sesi brainstorming dan diskusi terstruktur adalah cara efektif untuk melibatkan tim.

Contoh Implementasi: Sebuah perusahaan farmasi mengadakan sesi brainstorming dengan tim R&D, pemasaran, dan keuangan untuk memutuskan strategi peluncuran obat baru. Dengan melibatkan berbagai departemen, mereka mendapatkan perspektif yang beragam dan dapat mengantisipasi potensi masalah dari berbagai sudut pandang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun