Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah di Balik Penolakan Facebook terhadap Forward Tulisan Saya dari Kompasiana: Antara Algoritma, Niat Baik, dan Pelaporan

1 Agustus 2024   08:04 Diperbarui: 1 Agustus 2024   08:12 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tangkapan Layar Facebook, Dokumentasi Pribadi Merza Gamal 

Pada April 2023, saya menghadapi sebuah situasi yang mengejutkan di Facebook. Saya menerima notifikasi bahwa postingan saya melanggar "Standar Komunitas tentang Spam." Dan, notifikasi seperti itu saya terima tiga hari berturut-turut dengan ancaman akun saya di Facebook akan dinonaktifkan. Padahal saya sudah memiliki akun tersebut sejak Februari 2009.

Sebagai penulis di Kompasiana, saya sering membagikan tulisan saya di Facebook untuk menjangkau pembaca yang lebih luas. Namun, kali ini, saya menghadapi masalah yang tidak terduga, hanya karena membagikan artikel dari Kompasiana.

Mengapa Hanya Artikel dari Kompasiana yang Bermasalah?

Hal ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa hanya artikel dari Kompasiana yang mendapatkan peringatan, sementara konten dari sumber lain tidak pernah bermasalah?

Padahal, saya hanya membagikan artikel di status pribadi, bukan di grup atau halaman publik. Apa yang sebenarnya terjadi?

Facebook menggunakan algoritma canggih untuk memantau dan mengatur konten yang dibagikan di platformnya. Algoritma ini bertujuan untuk melindungi pengguna dari konten yang dianggap tidak sesuai, termasuk spam. Namun, algoritma tidak selalu sempurna.

Dalam kasus saya, algoritma tampaknya mendeteksi pola pembagian artikel secara berulang-ulang dari sumber yang sama sebagai indikasi spam, meskipun artikelnya berbeda-beda, dan tujuan saya murni untuk berbagi pengetahuan.

Setelah menerima notifikasi tersebut, saya merasa kecewa dan sedikit bingung. Apakah berbagi tulisan di media sosial, yang merupakan salah satu saluran terbesar saya untuk menjangkau pembaca, kini menjadi masalah?

Selain itu, ada kemungkinan bahwa pelaporan oleh pengguna lain juga berperan. Pelaporan bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk ketidaksetujuan atau ketidaknyamanan terhadap konten yang dibagikan. Meskipun niat kita adalah untuk berbagi pengetahuan, tindakan pelaporan dapat memicu tinjauan dan tindakan dari tim moderasi Facebook.

Akhirnya, Saya pun memutuskan untuk menghentikan kebiasaan membagikan artikel dari Kompasiana secara langsung di Facebook, karena tidak ingin mengambil risiko lebih lanjut yang bisa berdampak pada akun saya yang telah eksis sejak awal tahun 2009.

Strategi untuk Mengatasi Masalah dan Menjaga Integritas Konten

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk menghindari masalah serupa dan memastikan konten kita diterima dengan baik di media sosial:

  1. Variasi dalam Pembagian Konten: Untuk menghindari tampak seperti spam, cobalah untuk memvariasikan cara pembagian konten. Misalnya, alih-alih membagikan artikel secara langsung, Anda bisa membagikan ringkasan atau kutipan menarik dari artikel tersebut dengan tambahan komentar atau pertanyaan untuk memicu diskusi.
  2. Meningkatkan Interaksi: Tambahkan elemen interaktif seperti pertanyaan atau ajakan untuk berdiskusi pada setiap postingan. Ini tidak hanya membuat konten lebih menarik tetapi juga dapat mengurangi risiko dianggap sebagai spam.
  3. Menggunakan Platform Alternatif: Selain Facebook, manfaatkan platform lain seperti LinkedIn, Twitter, atau bahkan blog pribadi untuk berbagi tulisan Anda. Setiap platform memiliki audiens yang berbeda dan mungkin lebih cocok untuk jenis konten tertentu.
  4. Bangun Komunitas yang Terlibat: Pertimbangkan untuk membuat grup atau halaman khusus bagi pembaca setia. Dengan cara ini, Anda bisa berbagi konten secara lebih eksklusif dengan audiens yang sudah tertarik dan mengurangi risiko pelaporan yang tidak perlu.

Pelajaran Berharga untuk Kompasianer dan Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun