Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menemukan Makna di Tempat Kerja dan Menggali Tujuan Batin Karyawan

15 Juli 2024   07:12 Diperbarui: 15 Juli 2024   07:19 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Pemimpin dalam organisasi sering kali menekankan pentingnya nilai-nilai dan pernyataan misi perusahaan sebagai landasan inspiratif bagi karyawan. Namun, sejauh mana nilai-nilai ini relevan dengan tujuan pribadi dan kepuasan individual setiap karyawan?

Menurut Kristi Hedges, dalam Harvard Business Review, memahami dan mengintegrasikan tujuan batin karyawan adalah kunci untuk meningkatkan motivasi intrinsik dan keterlibatan mereka dalam pekerjaan sehari-hari. 

Salah satu strategi yang dianjurkan adalah menggunakan pendekatan teori identifikasi tindakan. Pendekatan ini mengajarkan pemimpin untuk membimbing karyawan dalam menjelajahi tugas-tugas mereka dengan sudut pandang yang lebih dalam.

Sebuah pekerjaan yang mungkin terasa rutin bisa dilihat sebagai bagian dari kontribusi yang lebih besar terhadap tujuan organisasi atau pencapaian pribadi.

Pertanyaan untuk Membantu Karyawan Menemukan Tujuan Batin:

  1. Apa yang bisa Anda lakukan dengan baik? Pertanyaan ini tidak hanya menyoroti kekuatan individu tetapi juga membantu karyawan mengenali area di mana mereka unggul. Hal ini bisa meliputi keterampilan khusus, pengalaman, atau karakteristik pribadi yang membuat mereka berbeda dan berharga bagi tim.
  2. Apa yang Anda nikmati? Dalam mengejar tujuan batin, penting untuk mengidentifikasi aktivitas atau tugas yang memberi kepuasan dan energi. Karyawan cenderung lebih termotivasi saat mereka dapat melakukan hal-hal yang mereka nikmati dan memberikan rasa kepuasan pribadi.
  3. Apa yang dirasa paling berguna? Pertanyaan ini mengarahkan perhatian pada kontribusi yang paling berarti bagi organisasi atau tim. Identifikasi tugas atau proyek yang dirasa paling penting dapat membantu karyawan merasa bernilai dan terlibat secara lebih mendalam dalam pekerjaan mereka.
  4. Apa yang menciptakan momentum ke depan? Fokus pada perkembangan dan pertumbuhan pribadi, pertanyaan ini membantu karyawan mengidentifikasi pelajaran dan pencapaian yang mengarah pada tujuan jangka panjang mereka. Hal ini juga membantu mereka melihat nilai dari tugas-tugas saat ini dalam konteks aspirasi masa depan.
  5. Bagaimana Anda berhubungan dengan orang lain? Hubungan interpersonal di tempat kerja memainkan peran penting dalam kepuasan kerja dan kesejahteraan pribadi. Pertanyaan ini mengajak karyawan untuk merenungkan bagaimana kolaborasi dan interaksi dengan rekan kerja serta bagaimana hubungan ini mendukung pencapaian tujuan mereka.

Studi Deloitte menegaskan bahwa organisasi yang mendukung pengembangan karier dan ambisi hidup karyawan cenderung mempertahankan tingkat loyalitas yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa investasi dalam pengakuan dan pemenuhan tujuan batin individu tidak hanya meningkatkan kepuasan karyawan tetapi juga memberikan dampak positif dalam mencapai tujuan organisasi.

Untuk menerapkan pendekatan ini secara efektif, pemimpin perlu konsisten dalam memberdayakan karyawan melalui praktik yang berkelanjutan. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung refleksi diri dan pertumbuhan personal, pemimpin tidak hanya memperkuat kinerja tim tetapi juga membangun budaya kerja yang inklusif dan memuliakan nilai-nilai individual.

Menuju Pekerjaan yang Bermakna

Menemukan makna di tempat kerja bukan sekadar tentang mencapai tujuan perusahaan, tetapi juga tentang menghargai dan mengintegrasikan tujuan batin setiap individu. Kristi Hedges dengan jelas telah menggarisbawahi pentingnya pemimpin dalam membimbing karyawan untuk menemukan dan merumuskan tujuan pribadi mereka dalam konteks pekerjaan sehari-hari.

Dengan mengadopsi pendekatan teori identifikasi tindakan dan praktik check-in rutin, pemimpin tidak hanya membantu karyawan mengeksplorasi kekuatan dan minat pribadi mereka, tetapi juga menciptakan ikatan yang kuat antara nilai-nilai individu dengan visi organisasi.

Hal tersebut di atas bukan hanya tentang produktivitas atau pencapaian, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan kerja yang memuliakan keunikan setiap individu dan mendorong pertumbuhan yang berarti.

Dengan terus menerapkan pendekatan tersebut, kita tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan bermakna, tetapi juga membangun komunitas di mana setiap anggota merasa dihargai dan didukung dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan.

Oleh karena itu, mari kita terus menginspirasi dan mendorong satu sama lain untuk mencapai potensi penuh kita, baik secara individu maupun sebagai bagian dari tim yang solid dan berdedikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun