Dalam beberapa tahun belakangan sebelum pandemi Covid-19, bekerja di perusahaan startup menjadi dambaan bagi banyak anak muda fresh graduate. Mereka melihat masa depan yang cerah bersama berkembangnya perusahaan startup. Apalagi, iming-iming opsi saham membuat para anak muda tersebut semangat untuk bekerja keras tak mengenal waktu, bermimpi bersama untuk membesarkan perusahaan.
Namun, keadaan berkata lain. Banyak startup bertumbangan, apalagi diperparah oleh krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Opsi saham yang diharapkan pun sirna dengan turunnya harga saham startup, terutama jika perusahaan tersebut mengakhiri bisnisnya atau gulung tikar.
Fenomena ini semakin diperjelas dengan mundurnya beberapa pendiri startup terkenal dari jabatannya. Misalnya, pendiri Bukalapak Achmad Zaky mundur pada 2019, dan terbaru co-founder serta co-chairman GoTo William Tanuwijaya juga undur diri dari perusahaannya.
Fenomena Mundurnya Pendiri Startup
Fenomena mundurnya para pendiri startup bisa dilihat dari berbagai sudut pandang:
- Perubahan Dinamis dalam Kepemimpinan: Seiring bertumbuhnya startup menjadi perusahaan yang lebih besar dan kompleks, kebutuhan akan jenis kepemimpinan juga berubah. Pendiri mungkin merasa bahwa mereka bukan lagi orang yang tepat untuk memimpin perusahaan di tahap berikutnya dan menyerahkan posisi mereka kepada profesional yang lebih berpengalaman dalam mengelola perusahaan besar.
- Dampak pada Moral dan Motivasi Karyawan: Kepergian pendiri dapat mempengaruhi moral karyawan, terutama jika pendiri tersebut sangat dihormati dan dianggap sebagai sosok visioner. Namun, jika transisi kepemimpinan dilakukan dengan baik, hal ini juga bisa menciptakan peluang baru bagi perusahaan untuk tumbuh lebih baik.
- Pengaruh Terhadap Investor dan Pasar:Â Pergantian kepemimpinan dapat mempengaruhi persepsi investor. Investor mungkin merasa khawatir tentang arah masa depan perusahaan tanpa pendiri di pucuk pimpinan. Namun, jika penggantinya memiliki rekam jejak yang kuat, ini bisa menjadi langkah positif.
- Pengaruh Terhadap Startup Lain: Startup lain mungkin melihat ini sebagai contoh bahwa transisi kepemimpinan adalah bagian alami dari evolusi perusahaan. Mereka bisa belajar dari cara transisi ini dikelola dan mempersiapkan strategi yang serupa untuk masa depan mereka.
- Keseimbangan Kehidupan dan Kesehatan Mental: Pendiri startup sering kali bekerja tanpa henti untuk mengembangkan perusahaan mereka. Setelah bertahun-tahun, kelelahan bisa menjadi faktor yang signifikan, dan mundur dari posisi kepemimpinan bisa menjadi cara untuk mengelola kesehatan mental dan fisik mereka.
Salah satu daya tarik utama bekerja di startup adalah tawaran opsi saham. Namun, banyak pekerja memiliki pemahaman yang terbatas tentang opsi saham. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipahami tentang opsi saham:
- Opsi Saham BUKAN Ekuitas: Opsi saham hanyalah hak bagi pekerja untuk membeli saham perusahaan dengan harga yang telah ditentukan di masa depan. Ini bukanlah saham itu sendiri, tetapi hanya hak untuk membelinya nanti.
- Harga Strike: Harga di mana pekerja dapat membeli saham perusahaan di masa depan. Harga ini ditetapkan saat opsi saham diberikan dan biasanya lebih rendah dari harga pasar saat ini jika perusahaan sukses di masa depan.
- Vesting Period: Jangka waktu di mana pekerja harus bekerja di perusahaan sebelum bisa mengklaim hak penuh atas opsi saham. Misalnya, jika vesting period adalah empat tahun, pekerja mungkin mendapatkan 25% dari opsi saham setiap tahun.
- Cliff Vesting: Jenis vesting di mana pekerja tidak menerima saham apa pun sampai setelah periode tertentu (misalnya satu tahun), setelah itu mereka menerima bagian besar sekaligus (misalnya 25% setelah satu tahun).
- Exercise (Eksekusi): Tindakan membeli saham perusahaan dengan menggunakan opsi saham. Pekerja membayar harga strike untuk membeli saham tersebut.
- Liquidity Event: Peristiwa di mana saham perusahaan dapat dijual atau ditukar dengan uang tunai, seperti IPO (Initial Public Offering) atau akuisisi.
- Expiration Date:Â Tanggal terakhir di mana pekerja dapat melakukan exercise opsi saham. Jika tidak digunakan sebelum tanggal ini, opsi tersebut akan hangus.
- Dilusi:Â Terjadi ketika perusahaan mengeluarkan saham baru, yang dapat mengurangi persentase kepemilikan pekerja di perusahaan.
- Fair Market Value (FMV): Nilai pasar wajar dari saham perusahaan pada saat tertentu, yang dapat berubah seiring waktu dengan kinerja perusahaan.
Potensi Keuntungan dan Risiko Opsi Saham
Pekerja startup harus memahami bahwa opsi saham memiliki potensi risiko dan keuntungan:
- Potensi Keuntungan: Jika perusahaan sukses, opsi saham dapat menjadi sangat berharga. Membeli saham pada harga strike yang rendah dan menjualnya pada harga pasar yang tinggi dapat menghasilkan keuntungan besar.
- Risiko Kerugian: Jika perusahaan gagal atau nilai saham turun, opsi saham bisa menjadi tidak berharga. Pekerja mungkin tidak akan mendapatkan apa pun meskipun telah bekerja keras dan lama di perusahaan tersebut.
- Kondisi Perusahaan: Evaluasi kondisi keuangan dan prospek masa depan perusahaan sebelum menerima opsi saham. Perusahaan dengan model bisnis yang solid dan pertumbuhan yang baik memiliki peluang lebih besar untuk sukses.
- Konsultasi Profesional: Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang penasihat keuangan atau ahli pajak untuk memahami implikasi finansial dan pajak dari opsi saham Anda.
Membangun Pemahaman yang Kuat untuk Masa Depan yang Cerah
Dalam dunia startup yang dinamis dan penuh tantangan, pemahaman yang komprehensif tentang tawaran opsi saham bukan hanya sebuah keuntungan, tetapi juga sebuah keharusan. Pekerja yang terinformasi dengan baik memiliki potensi untuk memaksimalkan manfaat dari opsi saham, sementara juga memahami risiko yang terkait.