Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Risiko Nyata dari Generative Artificial Intelligence (GenAI)

19 Juni 2024   07:20 Diperbarui: 19 Juni 2024   07:27 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Koleksi Pribadi Merza Gamal

Generative Artificial Intelligence (GenAI) adalah topik yang semakin ramai dibicarakan di dunia bisnis. Seiring meningkatnya adopsi teknologi ini, banyak perusahaan melihat peluang besar untuk inovasi dan efisiensi.

Namun demikian, ada risiko yang signifikan di balik teknologi canggih ini yang tidak boleh diabaikan. Berdasarkan survei terbaru dari McKinsey, pengguna GenAI meningkat dua kali lipat dalam satu tahun, dan 72 persen perusahaan telah mengadopsi teknologi ini.

Mari kita eksplorasi risiko-risiko utama dari GenAI dan bagaimana perusahaan dapat mengelolanya untuk menciptakan nilai nyata dan berkelanjutan.

Risiko Utama dari GenAI

Bayangkan Anda berada di sebuah perusahaan besar yang baru saja memutuskan untuk menggunakan GenAI. Di satu sisi, Anda melihat potensi luar biasa dari teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi. Akan tetapi, di sisi lain, ada kekhawatiran yang menghantui pikiran Anda tentang keamanan dan privasi data.

Mengapa? Karena GenAI memproses data sensitif, dan jika tidak dikelola dengan baik, bisa menyebabkan kebocoran data yang merugikan organisasi dan pelanggan. Dan mari kita tidak lupa tentang serangan siber yang selalu mengintai di balik layar.

Selain itu, ada risiko bias dalam algoritma. Bayangkan jika data yang digunakan untuk melatih AI tidak representatif atau bias, hasil yang didapat bisa merusak reputasi perusahaan dan bahkan menimbulkan masalah hukum. Keputusan yang diambil oleh AI yang bias bisa tidak adil dan tidak akurat, yang tentu saja bukan sesuatu yang diinginkan.

Kepatuhan terhadap regulasi juga menjadi perhatian. Regulasi tentang AI masih terus berkembang, dan perusahaan harus selalu update dengan perubahan ini untuk tetap mematuhi hukum. Tidak hanya itu, ada pengawasan yang lebih ketat dari regulator tentang bagaimana perusahaan menggunakan AI.

Dan bagaimana dengan etika? Ada risiko bahwa AI bisa digunakan untuk tujuan yang tidak etis, seperti pengawasan massal atau manipulasi informasi, yang bisa berdampak buruk secara sosial.

Keandalan dan akurasi juga tidak bisa dianggap enteng. Model AI mungkin tidak selalu akurat dan bisa membuat kesalahan yang merugikan bisnis. Terlalu bergantung pada AI tanpa pengawasan manusia bisa berbahaya, terutama dalam situasi kritis.

Dan terakhir, integrasi AI membutuhkan perubahan budaya dan proses kerja, yang mungkin menghadapi resistensi dari karyawan.

Mengelola Risiko GenAI

Namun, semua risiko ini bukan berarti kita harus menghindari GenAI. Justru sebaliknya, mengelola risiko ini dengan bijak adalah kunci untuk memaksimalkan manfaat teknologi ini. Bagaimana caranya?

Pertama, kita perlu penilaian prioritas strategis. Bayangkan Anda sedang memetakan strategi perusahaan. Tentukan area di mana AI bisa memberikan dampak terbesar. Lakukan analisis dampak untuk memahami bagaimana investasi dalam AI akan mendukung tujuan jangka panjang perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun