Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Transformasi Peran Guru Menjadi Seorang Pendidik yang Tidak Bisa Digantikan Gen AI

3 Juni 2024   20:09 Diperbarui: 3 Juni 2024   20:18 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah fondasi dari perkembangan masyarakat. Namun, di era modern yang diwarnai oleh kemajuan teknologi, peran guru telah mengalami transformasi yang mendalam. Seorang guru bukan lagi hanya sekadar penyampai pengetahuan, tetapi kini diharapkan untuk menjadi pemimpin, pembimbing, dan sumber inspirasi bagi siswa-siswa mereka.

Dalam dunia yang dipenuhi dengan kecerdasan buatan dan algoritma cerdas seperti Gen AI (Generative Artificial Intelligence), tantangan bagi para guru menjadi semakin kompleks.

Perubahan Peran Guru:

Dahulu, peran seorang guru mungkin terasa cukup sederhana: menyampaikan pengetahuan kepada murid-muridnya. Namun, dengan kemunculan Gen AI yang mampu memberikan informasi dengan cepat dan tepat, peran guru telah berubah secara signifikan.

Sekarang, guru harus melampaui batas pengajaran konvensional. Mereka harus menjadi pendidik yang mampu menginspirasi, membimbing, dan memotivasi siswa untuk menggali potensi mereka secara menyeluruh.

Lebih dari sekadar menyampaikan fakta, guru harus membantu siswa memahami dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks dunia nyata. Ini mencakup pengembangan keterampilan seperti kreativitas, pemecahan masalah, kolaborasi, dan berpikir kritis.

Keluar dari Comfort Zone:


Zona nyaman (comfort zone) sering kali menjadi penjara tak terlihat bagi perkembangan pribadi dan profesional. Banyak guru mungkin telah mencapai keberhasilan dengan metode pengajaran konvensional yang dikuasai mereka, namun untuk terus relevan di era Gen AI, keluar dari zona nyaman menjadi suatu keharusan.

Guru perlu bersedia mengadopsi pendekatan pembelajaran yang inovatif dan adaptif. Mereka harus berani mencoba hal-hal baru, mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran, dan menyesuaikan strategi mengajar mereka sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.

Mengambil risiko untuk berkembang akan membawa guru ke tingkat yang lebih tinggi dalam memberikan pengalaman belajar yang memuaskan dan bermakna bagi siswa.

Membangun Hubungan Personal:

Dalam era di mana teknologi semakin mendominasi, hubungan antara guru dan murid tetap menjadi salah satu elemen kunci dalam pendidikan yang efektif. Lebih dari sekadar penyampai pengetahuan, guru juga harus menjadi mentor, pemberi inspirasi, dan pendukung bagi siswa-siswa mereka.

Hubungan yang kuat dan empatik antara guru dan murid menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif, di mana siswa merasa didukung dan diterima sepenuhnya. Guru harus menghabiskan waktu untuk mengenal setiap siswa secara individu, memahami kebutuhan, minat, dan tantangan yang mereka hadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun