Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengkaji Pembangkit Tenaga Listrik Ramah Lingkungan di Indonesia: Sepuluh Langkah Berani Menuju Masa Depan Hijau

27 Mei 2024   16:30 Diperbarui: 27 Mei 2024   16:38 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia, dengan potensi sumber daya alamnya yang melimpah dan fundamental ekonomi yang kuat, berada di persimpangan penting dalam upaya global untuk dekarbonisasi. Dengan langkah-langkah strategis yang berani, Indonesia dapat memastikan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, sambil mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

Mari kita telaah dan kaji bagaimana Indonesia dapat memimpin dalam perjalanan menuju net zero dengan sepuluh langkah berani.

1. Menghijaukan Sektor Ketenagalistrikan

Langkah pertama dalam perjalanan ini adalah meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Indonesia memiliki potensi besar dalam energi surya dan angin yang belum dimanfaatkan sepenuhnya.

Dengan memperluas instalasi panel surya di daerah perkotaan dan pedesaan serta memanfaatkan potensi angin di wilayah pesisir dan kepulauan, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon secara signifikan.

Saat ini, banyak daerah di Indonesia masih mengandalkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Transisi ke energi terbarukan dapat membawa perubahan besar, seperti peningkatan kualitas udara dan penurunan emisi gas rumah kaca.

2. Memperkuat dan Memperluas Jaringan Listrik

Modernisasi jaringan listrik adalah kunci untuk mendukung penggunaan energi terbarukan. Dengan mengadopsi teknologi smart grid, Indonesia dapat meningkatkan efisiensi distribusi energi dan mengurangi kerugian listrik.

Smart grid memungkinkan integrasi energi terbarukan yang lebih baik dan memastikan pasokan listrik yang stabil. Selain itu, pengembangan teknologi baterai untuk penyimpanan energi dapat membantu mengatasi ketidakstabilan produksi energi terbarukan, seperti ketika matahari tidak bersinar atau angin tidak bertiup.

Saat ini, jaringan listrik di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal keandalan dan efisiensi, dan modernisasi ini akan menjadi langkah penting menuju sistem yang lebih kuat dan ramah lingkungan.

3. Mempercepat Mobilitas Listrik

Norwegia telah menunjukkan bagaimana mobilitas listrik dapat diadopsi secara cepat, dengan lebih dari 80 persen penjualan mobil baru adalah kendaraan listrik (EV). Indonesia bisa mengikuti jejak ini dengan menyediakan insentif untuk pembelian EV dan mengembangkan infrastruktur pengisian daya yang luas.

Hal tersebut tidak hanya mengurangi emisi dari sektor transportasi tetapi juga mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar. Dengan populasi yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang cepat, adopsi mobil listrik di Indonesia bisa mengurangi polusi udara di kota-kota besar dan mengurangi emisi karbon secara keseluruhan.

4. Membangun Rantai Nilai Baterai

Indonesia memiliki kekayaan mineral penting seperti nikel, yang merupakan bahan utama untuk baterai kendaraan listrik. Mengembangkan rantai nilai baterai di dalam negeri tidak hanya akan mendukung mobilitas listrik tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru dan lapangan kerja.

Saat ini, sebagian besar nikel Indonesia diekspor sebagai bahan mentah. Dengan mengembangkan industri pemrosesan dan pembuatan baterai di dalam negeri, Indonesia bisa mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dari sumber daya alamnya dan menjadi pemain utama dalam pasar baterai global.

5. Menciptakan Pasar Karbon dengan Solusi Berbasis Alam

Dengan potensi besar dalam solusi berbasis alam (NBS), Indonesia dapat menciptakan pasar karbon yang kuat. Hal ini bisa melibatkan reboisasi, konservasi hutan, dan praktik pertanian berkelanjutan yang tidak hanya membantu menyerap emisi karbon tetapi juga melindungi keanekaragaman hayati.

Saat ini, banyak hutan di Indonesia menghadapi ancaman dari deforestasi dan degradasi. Dengan memanfaatkan solusi berbasis alam, Indonesia bisa menjaga keanekaragaman hayati dan mengurangi emisi karbon, sambil menciptakan peluang ekonomi baru melalui pasar karbon.

6. Mengembangkan Bahan Bakar Ramah Lingkungan untuk Transportasi

Menggantikan bahan bakar fosil dengan biofuel dan hidrogen hijau adalah langkah penting lainnya. Ini tidak hanya akan mengurangi emisi dari sektor transportasi tetapi juga menciptakan pasar baru untuk bahan bakar ramah lingkungan.

Biofuel dapat diproduksi dari berbagai sumber seperti kelapa sawit, jagung, dan tebu, yang semuanya dapat dibudidayakan di Indonesia. Hidrogen hijau, yang dihasilkan dari elektrolisis air menggunakan energi terbarukan, juga memiliki potensi besar sebagai bahan bakar bersih. Dengan mengembangkan bahan bakar ini, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan meningkatkan ketahanan energi.

7. Mengubah Ladang Minyak dan Gas yang Sudah Tua menjadi Penyimpan Karbon

Kanada adalah pemimpin dalam teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Indonesia bisa mengikuti jejak ini dengan mengubah ladang minyak dan gas yang sudah tua menjadi fasilitas penyimpan karbon, sehingga mengurangi emisi dari sektor energi.

CCS adalah teknologi yang memungkinkan penangkapan emisi CO2 dari pembangkit listrik dan industri, dan menyimpannya di bawah tanah. Ini bisa menjadi solusi penting untuk mengatasi emisi dari sumber yang sulit dikurangi. Dengan mengadopsi teknologi ini, Indonesia bisa memanfaatkan infrastruktur minyak dan gas yang ada untuk mendukung upaya dekarbonisasi .

8. Mengembangkan Kawasan Industri Ramah Lingkungan

Menciptakan kawasan industri yang ramah lingkungan dengan standar emisi yang ketat dan menggunakan energi terbarukan adalah langkah penting. Ini akan memastikan bahwa pertumbuhan industri tidak mengorbankan lingkungan.

Kawasan industri hijau dapat dilengkapi dengan teknologi efisiensi energi, sistem pengelolaan limbah yang canggih, dan penggunaan sumber energi terbarukan. Dengan mendorong pengembangan kawasan industri hijau, Indonesia bisa menarik investasi hijau dan menciptakan lapangan kerja di sektor-sektor yang ramah lingkungan .

9. Mendanai Transisi Energi dengan Modal Ramah Lingkungan

Untuk mendanai transisi energi, Indonesia membutuhkan modal ramah lingkungan. Ini bisa berupa investasi dari lembaga internasional, insentif fiskal dari pemerintah, dan pembiayaan hijau dari sektor swasta.

Dengan dana yang cukup, proyek-proyek energi bersih dapat berjalan dengan lancar. Saat ini, banyak proyek energi terbarukan di Indonesia menghadapi tantangan pembiayaan.

Dengan mengembangkan kerangka kerja pembiayaan hijau yang kuat, Indonesia bisa memastikan bahwa dana yang dibutuhkan tersedia untuk mendukung proyek-proyek ini dan mendorong investasi dalam energi bersih .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun