Jumat malam, 24 Mei 2024, di Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) yang menjadi pusat kegiatan keagamaan di perkampunganku, adalah malam yang penuh dengan kejutan dan berkah. Seperti biasa, saya hadir untuk mengikuti Kajian Ilmu Ba'da Maghrib, yang kali ini dijadwalkan akan diisi oleh Habib Jindan bin Novel. Tidak seperti biasanya, malam itu saya mendapat kesempatan langka yang akan saya kenang selamanya.
Malam itu, para jamaah sudah memenuhi masjid, bersiap menyimak ceramah dari Habib Jindan bin Novel. Namun, seiring dengan waktu, Habib Jindan terlambat datang karena kemacetan yang parah di jalan.
Para jamaah tetap tenang, melanjutkan zikir dan doa sambil menunggu kedatangan beliau. Tidak lama kemudian, Habib Jindan dan rombongannya tiba di masjid. Mereka langsung menuju ruang tunggu penceramah untuk melaksanakan shalat maghrib yang tertunda.
Ketika Habib Jindan dan rombongannya akhirnya masuk ke ruang jamaah, atmosfer masjid terasa semakin khidmat. Habib Jindan langsung duduk di meja penceramah, dan beberapa orang dari rombongan beliau duduk bersama jamaah.
Di antara mereka, saya mengenali dua sosok muda yang juga terkenal sebagai dai di kalangan Gen Z: Habib Muhammad bin Jindan yang duduk di sebelah kanan saya terpisah dengan dua jamaah lain dan seorang adiknya yang duduk tepat di sebelah kiri saya.
Kehadiran Sosok yang Tak Asing: Habib Husein bin Ja'far Al Hadar
Saat saya menoleh ke arah Habib Muhammad bin Jindan, pandangan saya tertuju pada seseorang yang tak asing lagi di sebelah kanannya. Sosok itu adalah Habib Husein bin Ja'far Al Hadar. Kehadirannya di masjid malam itu benar-benar mengejutkan saya.
Selama ini, saya hanya melihat beliau melalui TV, YouTube, dan media sosial lainnya. Sekarang, saya duduk berdekatan dengan beliau di majelis yang sama.
Habib Husein bin Ja'far Al Hadar, lahir pada 21 Juni 1988, adalah seorang pendakwah dan penulis yang dikenal luas di Indonesia. Beliau merupakan sosok yang penuh inspirasi, dengan latar belakang pendidikan yang kuat di bidang ilmu keislaman.
Habib Husein menyelesaikan pendidikan pesantrennya di Pondok Pesantren YAPI Bangil di Pasuruan, Jawa Timur. Pesantren ini dikenal dengan pengajaran berbagai mazhab Islam secara terbuka, yang memperkaya wawasan beliau tentang keragaman dalam Islam.