Hanya 1 Talent yang Siap untuk 3 Lowongan di Dunia Quantum Computing: Anda Tidak Tertarik Memenuhinya?

Menjelajahi Dunia Quantum Computing: Potensi dan Tantangan

Quantum computing, sebuah konsep yang telah lama mendominasi bidang ilmu fisika kuantum, kini semakin mengguncang dunia teknologi dengan janji potensialnya yang tak terbatas.

Dengan investasi besar-besaran dari berbagai pihak, komputer kuantum mewakili pendekatan komputasi yang benar-benar baru, menjanjikan tidak hanya lonjakan kecepatan, tetapi juga pemecahan masalah yang pada dasarnya tidak mungkin bagi komputer klasik.

Bagaimana Quantum Computing Bekerja?

Baca juga: Membangun Budaya Perusahaan yang Kuat

Di dalam dunia komputasi klasik, kita terbiasa dengan bit, unit dasar yang dapat menyimpan nilai 0 atau 1. Namun, komputasi kuantum mengubah paradigma ini dengan memanfaatkan qubit (quantum bit). Qubit memanfaatkan prinsip superposisi, yang memungkinkannya untuk menyimpan nilai 0 dan 1 secara bersamaan, membuka pintu bagi sejumlah jalur perhitungan yang paralel.

Selain itu, konsep keterjeratan (entanglement) memungkinkan qubit untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara yang kompleks, memungkinkan kapasitas komputasi untuk meningkat secara eksponensial seiring dengan penambahan qubit.

Komputer klasik saat ini relatif mudah. Mereka bekerja dengan sekumpulan masukan yang terbatas dan menggunakan algoritma serta mengeluarkan jawaban, dan bit-bit yang menyandikan masukan tersebut tidak berbagi informasi tentang satu sama lain. Komputer kuantum berbeda.

Baca juga: Kesenjangan Percepatan Komputasi Quantum dengan Ketersediaan Talent

Salah satu alasannya adalah ketika data dimasukkan ke dalam qubit, qubit tersebut berinteraksi dengan qubit lain, sehingga memungkinkan banyak penghitungan berbeda dilakukan secara bersamaan. Inilah sebabnya mengapa komputer kuantum mampu bekerja jauh lebih cepat dibandingkan komputer klasik.

Akan tetapi, hal tersebut bukanlah akhir dari cerita: komputer kuantum tidak hanya memberikan satu jawaban yang jelas seperti komputer klasik; sebaliknya, mereka memberikan serangkaian kemungkinan jawaban. Untuk penghitungan yang cakupannya terbatas, komputer klasik masih menjadi alat pilihan.

Namun untuk permasalahan yang sangat kompleks, komputer kuantum dapat menghemat waktu dengan mempersempit kemungkinan jawaban.

Baca juga: Romantika Gen Z dalam Dunia Kerja di Era Gen AI (Generative Artificial Intelligence)

Aplikasi dan Potensi Quantum Computing

Komputer kuantum memiliki potensi yang sangat besar untuk mengatasi masalah yang sulit dan sangat kompleks di berbagai bidang. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan komputer kuantum:

1. Pemecahan Masalah Kriptografi: Mengancam keamanan sistem kriptografi saat ini dengan kemampuannya untuk memfaktorkan bilangan besar dengan cepat.
2. Optimisasi: Memecahkan masalah optimisasi yang sangat kompleks dalam berbagai konteks, dari portofolio investasi hingga penjadwalan produksi.
3. Simulasi Sistem Kuantum: Mensimulasikan sifat-sifat material baru, reaksi kimia, atau perilaku molekul dalam obat-obatan.
4. Prediksi Cuaca dan Perubahan Iklim: Meningkatkan pemodelan dan prediksi cuaca yang akurat.
5. Pengembangan Obat: Mendukung penelitian obat dengan mensimulasikan molekul dan reaksi kimia dengan lebih baik.
6. Kecerdasan Buatan: Komputer kuantum juga dapat mendukung pengembangan algoritma kecerdasan buatan yang lebih kuat, seperti dalam pembelajaran mesin dan pengenalan pola.
7. Keuangan: Dalam industri keuangan, komputer kuantum dapat digunakan untuk mengoptimalkan portofolio investasi, menganalisis risiko, dan memodelkan pasar keuangan dengan lebih baik.

File Merza Gamal, sumber data: McKinsey Company

Membangun Tim Kuantum yang Kuat

Di balik kecanggihan komputasi kuantum, perlu diperhatikan bagaimana organisasi dapat memastikan bahwa mereka memiliki talenta komputasi kuantum yang mereka butuhkan. Terdapat kesenjangan bakat yang besar antara kebutuhan bisnis akan komputasi kuantum dan jumlah profesional kuantum yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kesenjangan keterampilan ini dapat membahayakan potensi penciptaan nilai, yang menurut perkiraan McKinsey mencapai USD1,3 triliun. Kesenjangan bakat dirasakan secara berbeda oleh perusahaan-perusahaan dengan ukuran berbeda.

Perusahaan rintisan kecil yang bekerja di ruang kuantum biasanya tumbuh dari laboratorium penelitian universitas dan seringkali memiliki akses langsung ke kandidat yang terampil. Perusahaan-perusahaan besar mungkin kurang memiliki koneksi ke sumber daya manusia tersebut.

Penelitian McKinsey menemukan bahwa hanya ada satu kandidat kuantum yang memenuhi syarat untuk setiap tiga lowongan pekerjaan kuantum. Pada tahun 2025, McKinsey memperkirakan bahwa kurang dari 50 persen pekerjaan kuantum akan terisi kecuali ada perubahan signifikan terhadap sumber daya manusia atau perkiraan tingkat penciptaan lapangan kerja kuantum. (Sumber: McKinsey)

Oleh karena itu, untuk meraih potensi nilai dari teknologi ini, organisasi perlu memastikan bahwa mereka memiliki bakat komputasi kuantum yang memadai. Berdasarkan pembelajaran dari perjalanan talenta AI, organisasi dapat mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Definisikan Kebutuhan Talent dengan Jelas: Identifikasi kebutuhan talent yang spesifik dalam konteks komputasi kuantum untuk memastikan bahwa karyawan yang direkrut memiliki latar belakang yang sesuai.
2. Berinvestasi pada Penerjemah Kuantum: Investasikan dalam penerjemah kuantum yang dapat membantu memahami peluang dan tantangan dalam ekosistem kuantum yang berkembang.
3. Menciptakan Jalur untuk Talent yang Beragam: Ciptakan jalur untuk menyalurkan talent yang beragam ke dalam bidang komputasi kuantum melalui pendidikan dan pelatihan.
4. Membangun Literasi Teknologi untuk Semua: Berikan pemahaman dasar tentang komputasi kuantum kepada karyawan di semua tingkatan organisasi melalui pelatihan dan program pendidikan internal.
5. Jangan Lupakan Strategi Pengembangan Talent: Miliki strategi pengembangan talent yang jelas untuk mempertahankan dan mengembangkan karyawan dalam bidang komputasi kuantum.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, organisasi dapat membangun tim kuantum yang kuat, yang akan membantu mereka meraih potensi nilai tambah yang besar dari teknologi komputasi kuantum ini.

Di samping itu, penting bagi organisasi untuk memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam perjalanan menuju penguasaan komputasi kuantum. Kolaborasi dengan institusi akademik, perusahaan lain, dan komunitas penelitian adalah kunci untuk memperluas pemahaman dan mempercepat kemajuan dalam bidang ini. Melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman, organisasi dapat mempercepat inovasi dan memperkuat posisi mereka di pasar.

Terakhir, penting untuk diingat bahwa perjalanan menuju penguasaan komputasi kuantum adalah komitmen jangka panjang. Organisasi perlu memiliki visi jangka panjang dan komitmen untuk terus berinvestasi dalam pengembangan teknologi kuantum. Hal tersebut membutuhkan dukungan dari puncak kepemimpinan, sumber daya yang memadai, dan kesabaran untuk mengatasi rintangan yang mungkin timbul di sepanjang jalan.

Organisasi (Perusahaan) dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk meraih potensi nilai tambah yang besar dari teknologi komputasi kuantum dalam menghadapi tantangan dengan tekad yang kuat, berkolaborasi dengan mitra yang tepat, dan memiliki komitmen jangka panjang untuk pertumbuhan dan inovasi. Dengan demikian, mereka tidak hanya akan menjadi peserta, tetapi juga pemimpin dalam mewujudkan era baru komputasi yang mengesankan ini.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)