Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hanya 1 Talent yang Siap untuk 3 Lowongan di Dunia Quantum Computing: Anda Tidak Tertarik Memenuhinya?

3 Mei 2024   14:15 Diperbarui: 3 Mei 2024   19:21 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
File Merza Gamal, sumber data: McKinsey Company

File Merza Gamal, sumber data: McKinsey Company
File Merza Gamal, sumber data: McKinsey Company

Membangun Tim Kuantum yang Kuat

Di balik kecanggihan komputasi kuantum, perlu diperhatikan bagaimana organisasi dapat memastikan bahwa mereka memiliki talenta komputasi kuantum yang mereka butuhkan. Terdapat kesenjangan bakat yang besar antara kebutuhan bisnis akan komputasi kuantum dan jumlah profesional kuantum yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kesenjangan keterampilan ini dapat membahayakan potensi penciptaan nilai, yang menurut perkiraan McKinsey mencapai USD1,3 triliun. Kesenjangan bakat dirasakan secara berbeda oleh perusahaan-perusahaan dengan ukuran berbeda.

Perusahaan rintisan kecil yang bekerja di ruang kuantum biasanya tumbuh dari laboratorium penelitian universitas dan seringkali memiliki akses langsung ke kandidat yang terampil. Perusahaan-perusahaan besar mungkin kurang memiliki koneksi ke sumber daya manusia tersebut.

Penelitian McKinsey menemukan bahwa hanya ada satu kandidat kuantum yang memenuhi syarat untuk setiap tiga lowongan pekerjaan kuantum. Pada tahun 2025, McKinsey memperkirakan bahwa kurang dari 50 persen pekerjaan kuantum akan terisi kecuali ada perubahan signifikan terhadap sumber daya manusia atau perkiraan tingkat penciptaan lapangan kerja kuantum. (Sumber: McKinsey)

Oleh karena itu, untuk meraih potensi nilai dari teknologi ini, organisasi perlu memastikan bahwa mereka memiliki bakat komputasi kuantum yang memadai. Berdasarkan pembelajaran dari perjalanan talenta AI, organisasi dapat mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Definisikan Kebutuhan Talent dengan Jelas: Identifikasi kebutuhan talent yang spesifik dalam konteks komputasi kuantum untuk memastikan bahwa karyawan yang direkrut memiliki latar belakang yang sesuai.
  2. Berinvestasi pada Penerjemah Kuantum: Investasikan dalam penerjemah kuantum yang dapat membantu memahami peluang dan tantangan dalam ekosistem kuantum yang berkembang.
  3. Menciptakan Jalur untuk Talent yang Beragam: Ciptakan jalur untuk menyalurkan talent yang beragam ke dalam bidang komputasi kuantum melalui pendidikan dan pelatihan.
  4. Membangun Literasi Teknologi untuk Semua: Berikan pemahaman dasar tentang komputasi kuantum kepada karyawan di semua tingkatan organisasi melalui pelatihan dan program pendidikan internal.
  5. Jangan Lupakan Strategi Pengembangan Talent: Miliki strategi pengembangan talent yang jelas untuk mempertahankan dan mengembangkan karyawan dalam bidang komputasi kuantum.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, organisasi dapat membangun tim kuantum yang kuat, yang akan membantu mereka meraih potensi nilai tambah yang besar dari teknologi komputasi kuantum ini.

Di samping itu, penting bagi organisasi untuk memahami bahwa mereka tidak sendirian dalam perjalanan menuju penguasaan komputasi kuantum. Kolaborasi dengan institusi akademik, perusahaan lain, dan komunitas penelitian adalah kunci untuk memperluas pemahaman dan mempercepat kemajuan dalam bidang ini. Melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman, organisasi dapat mempercepat inovasi dan memperkuat posisi mereka di pasar.

Terakhir, penting untuk diingat bahwa perjalanan menuju penguasaan komputasi kuantum adalah komitmen jangka panjang. Organisasi perlu memiliki visi jangka panjang dan komitmen untuk terus berinvestasi dalam pengembangan teknologi kuantum. Hal tersebut membutuhkan dukungan dari puncak kepemimpinan, sumber daya yang memadai, dan kesabaran untuk mengatasi rintangan yang mungkin timbul di sepanjang jalan.

Organisasi (Perusahaan) dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk meraih potensi nilai tambah yang besar dari teknologi komputasi kuantum dalam menghadapi tantangan dengan tekad yang kuat, berkolaborasi dengan mitra yang tepat, dan memiliki komitmen jangka panjang untuk pertumbuhan dan inovasi. Dengan demikian, mereka tidak hanya akan menjadi peserta, tetapi juga pemimpin dalam mewujudkan era baru komputasi yang mengesankan ini.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun