Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Pengalaman Kerja dalam Menghadapi Era Generatif Artificial Intelligence (Gen AI)

30 April 2024   07:32 Diperbarui: 30 April 2024   07:35 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era di mana teknologi semakin mendominasi tempat kerja, Gen Artificial Intelligence (AI Generatif) telah menjadi salah satu inovasi yang mengubah cara organisasi bekerja. Meskipun fokus utama tetap pada peningkatan produktivitas, ada pergeseran yang terjadi dalam cara karyawan melihat penggunaan AI generatif dan bagaimana organisasi meresponsnya.

Survei terbaru McKinsey menunjukkan bahwa karyawan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai pencipta dan pengguna berat AI generatif  (Gen AI) tidak hanya mencari keterampilan teknis tambahan. Mereka juga mencari aspek sosial-emosional, pekerjaan yang bermakna, dan lingkungan yang mendukung dalam pengalaman kerja mereka.

Pengalaman Manusia di Era Gen AI 

Pertanyaan mendasar adalah: apa yang sebenarnya diinginkan karyawan dari AI generatif? Jawabannya bukan hanya tentang efisiensi teknologi, tetapi juga tentang bagaimana teknologi tersebut memengaruhi hubungan sosial, makna pekerjaan, dan kesejahteraan karyawan.

Meskipun AI generatif dapat membantu dalam tugas-tugas teknis, karyawan juga menginginkan pengembangan keterampilan sosial-emosional. Mereka menginginkan kemampuan untuk tetap terhubung secara manusiawi di tengah penggunaan teknologi canggih.

Selain itu, karyawan ingin merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki dampak positif dan makna yang mendalam. Mereka mencari nilai dan relevansi dalam pekerjaan mereka, bukan hanya sekadar peningkatan produktivitas.

Lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan dan inovasi juga menjadi prioritas bagi karyawan. Mereka ingin merasa didukung dalam mengembangkan keterampilan mereka, eksplorasi ide-ide baru, dan mengambil risiko yang konstruktif.

Menghadapi Tantangan dan Membangun Solusi

Bagaimana organisasi dapat memenuhi harapan ini sambil tetap memanfaatkan keuntungan efisiensi yang ditawarkan oleh AI generatif?

Salah satu pendekatan adalah dengan menata ulang pekerjaan dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa penggunaan AI generatif memperkuat, bukan menggantikan, nilai-nilai pekerjaan manusia. Ini membutuhkan pemikiran kreatif tentang cara mengintegrasikan teknologi ke dalam alur kerja yang ada tanpa mengurangi kualitas pengalaman kerja.

Selain itu, fleksibilitas tempat kerja juga menjadi kunci dalam memanusiakan pengalaman kerja dengan AI generatif. Kemajuan teknologi memungkinkan para karyawan untuk bekerja dari mana saja dan kapan saja.

Namun demikian, penting untuk memastikan bahwa fleksibilitas ini tidak mengorbankan keterhubungan sosial. Keseimbangan antara fleksibilitas dan keterhubungan sosial perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa karyawan tetap merasa terhubung dan didukung dalam lingkungan kerja yang virtual.

Menciptakan Budaya Organisasi yang Berinovasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun