Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hati-hati Melakukan Investasi "Monkey Business"

17 April 2024   20:28 Diperbarui: 17 April 2024   20:28 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman Janda Bolong yang sempat jadi barang mahal. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Contoh yang menarik adalah ketika harga daun Anthurium pernah mencapai ratusan juta rupiah. Tren semacam ini seringkali dipicu oleh praktik-praktik kartel atau manipulasi harga dari sekelompok pedagang yang berkolusi untuk menggoreng harga pasar. Praktik semacam ini menciptakan permintaan buatan yang memicu kenaikan harga barang secara tidak wajar.

Selain itu, ada juga pandangan bahwa fenomena tersebut dapat dianggap sebagai "Bubble Economy", di mana harga barang dijual jauh di atas nilai intrinsiknya. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara harga dan nilai sebenarnya, yang dapat menyebabkan gelembung ekonomi dan berpotensi berakhir dengan kerugian bagi pelaku pasar.

Ikan ini pun sempat harga ratusan juta dan menjadi perburuan di laut dan  mengganggu habitatnya. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal
Ikan ini pun sempat harga ratusan juta dan menjadi perburuan di laut dan  mengganggu habitatnya. Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Menyimak kasus-kasus monkey business ini, maka penting bagi pihak terkait, baik pemerintah, regulator, maupun konsumen untuk mewaspadai dan mengatasi praktik-praktik tidak etis serta memastikan adanya transparansi dan keadilan dalam pasar.

Upaya pendidikan dan kesadaran tentang risiko yang terkait dengan praktik-praktik seperti itu juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dalam bertransaksi, dan tidak terjebak dalam tren yang tidak rasional.

Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun