Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Artikel Ajakan Kebaikan di Kompasiana Sepi Pembaca?

3 Maret 2024   20:44 Diperbarui: 3 Maret 2024   20:52 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Artikel Ajakan Kebaikan di Kompasiana Sepi Pembaca? Sumber gambar: tangkapan layar dari Akun Merza Gamal di  Kompasiana.com

Ada pertanyaan menarik dari seorang Kompasianer dalam sebuah WAG yang menghimpun banyak Kompasianer yang memiliki minat yang sama. Pertanyaanya adalah: mengapa artikel yang mengandung ajakan kebaikan, baik itu dalam beramal, melakukan kebajikan, atau pun ajakan peduli lingkungan sepi pembaca di blog publik seperti "Kompasiana"? Jawabannya bisa jadi lebih kompleks dari yang kita kira.

Ketika kita melangkah ke dalam dunia "Kompasiana", kita dihadapkan dengan beragam konten dari berbagai penulis. Tapi, mengapa artikel kebaikan tidak selalu mendapat sorotan yang pantas?

Jawaban yang umum adalah bahwa pembaca di "Kompasiana" memiliki selera yang beragam. Pembaca "Kompasiana" bisa memiliki preferensi yang lebih condong kepada konten yang bersifat informatif, hiburan, atau kontroversial karena merasa bahwa mereka sudah memiliki kesadaran akan kebaikan atau mungkin tidak merasa perlu untuk mendapat ajakan kebaikan. Mereka mungkin juga lebih tertarik pada konten yang menantang atau yang memberikan wawasan baru tentang berbagai topik.

Selain itu, ada kemungkinan bahwa beberapa pembaca tidak menyukai gaya penulisan atau pendekatan dalam menyampaikan pesan kebaikan. Mereka mungkin merasa bahwa artikel tersebut terlalu mendidik atau menggurui, sehingga mereka memilih untuk melewatkannya.

Kondisi tersebut menunjukkan pentingnya untuk memahami audiens dengan baik dan menyajikan konten yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Hal ini bisa dilakukan melalui riset, interaksi dengan pembaca, dan fleksibilitas dalam menyajikan berbagai jenis konten yang bisa memenuhi kebutuhan beragam pembaca.

Meskipun artikel tentang ajakan kebaikan mungkin tidak mendapat banyak perhatian dari pembaca saat ini, namun akan tetap memiliki nilai sebagai bagian dari jejak digital dan warisan kita di dunia maya. Tulisan-tulisan tersebut dapat menjadi warisan berharga yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang.

Jejak digital kita, termasuk artikel-artikel yang kita tulis, dapat menjadi sumber inspirasi, refleksi nilai-nilai kita, dan warisan intelektual yang akan terus ada bahkan setelah kita tiada. Meskipun mungkin saat ini tidak terlihat begitu berarti, namun bisa jadi di masa depan, artikel-artikel tersebut akan ditemukan dan diapresiasi oleh orang-orang yang membutuhkan pesan-pesan kebaikan dan inspirasi yang kita sampaikan.

Jadi, jangan meremehkan nilai dari tulisan-tulisan kita, bahkan jika mereka tidak mendapat banyak perhatian di saat ini. Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti tulisan-tulisan tersebut akan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.

Sumber gambar: tangkapan layar akun Merza Gamal di Kompasiana
Sumber gambar: tangkapan layar akun Merza Gamal di Kompasiana

Sebagai penutup, saya ingin menambahkan beberapa poin yang memperkuat pentingnya untuk terus menulis ajakan kebaikan meskipun mungkin saat ini sepi pembaca:

  1. Membangun Warisan Kebaikan: Tulisan-tulisan kita adalah warisan yang kita tinggalkan di dunia ini. Dengan terus menulis ajakan kebaikan, kita membangun jejak positif yang akan dikenang dan dihargai oleh orang-orang di masa depan.
  2. Menginspirasi Perubahan: Meskipun mungkin saat ini tidak terlihat begitu berarti, setiap kata yang kita tulis memiliki potensi untuk menginspirasi perubahan. Tulisan kita bisa menjadi sumber motivasi bagi orang lain untuk melakukan kebaikan dalam hidup mereka.
  3. Membangun Komunitas yang Peduli: Dengan terus menulis tentang ajakan kebaikan, kita dapat membangun komunitas yang peduli dan peduli satu sama lain. Meskipun jumlah pembaca mungkin sedikit, mereka yang terpengaruh oleh tulisan kita bisa menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
  4. Melestarikan Nilai-nilai Kemanusiaan: Tulisan-tulisan tentang ajakan kebaikan merupakan upaya untuk melestarikan nilai-nilai kemanusiaan yang penting. Dengan meneguhkan nilai-nilai seperti empati, belas kasihan, dan kerjasama, kita berkontribusi pada pembangunan dunia yang lebih baik.
  5. Memperkaya Diri Sendiri: Terus menulis tentang ajakan kebaikan juga merupakan cara untuk memperkaya diri sendiri. Proses menulis dapat membantu kita untuk lebih memahami nilai-nilai kebaikan dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Dengan mempertimbangkan poin-poin ini, teruslah menulis ajakan kebaikan dengan keyakinan bahwa setiap tulisan memiliki nilai dan dampak yang penting, meskipun mungkin tidak terlihat secara langsung. Dengan konsistensi dan kesabaran, kita dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun