Perkembangan Gen AI (Generative Artificial Intelligence) memang memberikan tantangan dan peluang bagi Gen Z di tempat kerja. Di satu sisi, masih ada kebutuhan besar akan keterampilan manusia, terutama di tingkat pemula, karena teknologi Gen AI belum sepenuhnya menggantikan pekerjaan manusia.
Namun demikian, di sisi lain, integrasi Gen AI ke dalam banyak aspek bisnis berarti bahwa para profesional muda harus siap untuk belajar dan menguasai teknologi ini untuk tetap relevan dan bernilai di pasar kerja yang semakin terotomatisasi.
Bagi Gen Z, beradaptasi dengan teknologi Gen AI tidak hanya tentang menjaga pekerjaan mereka tetap relevan, tetapi juga tentang memanfaatkan potensi baru yang ditawarkannya. Ini berarti mengembangkan keterampilan dalam menggunakan platform Gen AI, memahami cara kerjanya, dan dapat berkolaborasi secara efektif dengan teknologi tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas di tempat kerja.
Selain itu, Gen Z juga harus terbuka terhadap peluang baru yang mungkin muncul seiring dengan perkembangan Gen AI. Mungkin ada pekerjaan baru yang diciptakan yang sebelumnya tidak ada, atau posisi yang ada mengalami evolusi yang signifikan. Dengan berpikir proaktif dan terbuka terhadap perubahan, Gen Z dapat memanfaatkan potensi Gen AI untuk menciptakan peluang karier yang menarik dan bermanfaat.
Jadi, Gen Z dapat menjadi sahabat di tempat kerja (workplace besties) dengan Gen AI dengan mempersiapkan diri mereka dengan keterampilan yang relevan, beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, dan mengambil inisiatif untuk memanfaatkan potensi baru yang ditawarkan oleh teknologi ini. Â
Memahami bahwa Gen AI memiliki potensi untuk memengaruhi bimbingan dan pemagangan di tempat kerja adalah penting. Ada dua sisi dari masalah ini yang perlu dipertimbangkan yaitu tanda peringatan dan sisi positifnya.
Tanda peringatan yang dijelaskan dalam skenario tersebut adalah bahwa jika Gen AI digunakan secara tidak tepat, bisa mengurangi peluang pengembangan dan bimbingan bagi para karyawan, terutama Generasi Z yang mungkin membutuhkan arahan dan bimbingan lebih lanjut dalam tahap awal karier mereka.
Misalnya, jika pemimpin menggunakan aplikasi Gen AI untuk melakukan tugas yang sebelumnya dilakukan oleh rekan yang lebih junior, maka interaksi langsung dan proses pembelajaran antar-rekan dalam tim bisa terpengaruh. Hal ini bisa merugikan pertumbuhan profesional karyawan dan membatasi pengalaman yang mereka dapatkan.
Namun, di sisi lain, jika Gen AI diterapkan dengan bijaksana, ada potensi besar untuk meningkatkan bimbingan di tempat kerja. Misalnya, platform pelatihan yang didukung oleh Gen AI dapat membantu pemimpin dalam melacak kemajuan karyawan dan menciptakan modul pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan demikian, teknologi Generative Artificial Intelligence (Gen AI) dapat membantu mempercepat perekrutan dan pelatihan karyawan baru (new employee induction program) dengan lebih efisien.
Selain itu, penerapan Gen AI juga dapat membantu dalam mencocokkan karyawan Generasi Z dengan mentor yang paling cocok untuk mereka, mengingat bahwa teknologi ini mampu menganalisis data dan pola perilaku untuk membuat rekomendasi yang tepat. Ini dapat meningkatkan efektivitas program bimbingan dan memastikan bahwa setiap karyawan mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan demikian, penting bagi organisasi untuk mengambil pendekatan yang hati-hati dalam menggunakan Gen AI, memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk mendukung dan meningkatkan pengalaman belajar dan pengembangan karyawan, bukan menggantikannya sepenuhnya.
Komitmen untuk mempertahankan keseimbangan antara teknologi dan interaksi manusia akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa bimbingan dan pemagangan di tempat kerja tetap efektif dan bermanfaat bagi Generasi Z dan karyawan lainnya.