Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Kesejahteraan Mental Karyawan di Era 2024

23 Januari 2024   09:46 Diperbarui: 23 Januari 2024   10:39 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Gallup.com/workplace

Dalam era yang terus berubah dengan dinamika kerja yang semakin kompleks, perhatian terhadap kesejahteraan mental karyawan menjadi kunci utama keberhasilan organisasi. Tren seperti "quiet quitting" dan "bare minimum Mondays" menunjukkan bahwa tantangan dalam mempertahankan keterlibatan karyawan semakin mendesak.

Sebuah riset terbaru dari Gallup menyoroti peran penting manajer dalam menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana percakapan yang bermakna memainkan peran utama. Dalam artikel sederhana ini, kita akan menjelajahi karakteristik-karakteristik vital dari percakapan yang bermakna dan bagaimana manajer dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dinamika perubahan di tahun 2024.

Seni Percakapan Bermakna dan Keterlibatan Manajerial

Tingkat stres yang tinggi di kalangan karyawan, seperti yang disorot oleh penelitian Gallup, memang menjadi isu serius. Keterlibatan karyawan (employee engagement) tampaknya memiliki peran yang signifikan dalam mengatasi masalah ini. Karyawan yang merasa terlibat cenderung lebih bahagia dan kurang stres, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja dan retensi karyawan.

Para pemimpin dan organisasi memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan mental karyawan. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan keterlibatan dan mengurangi tingkat stres:

  1. Komunikasi Terbuka: Pemimpin perlu menjaga saluran komunikasi terbuka untuk mendengar masukan dan keprihatinan karyawan. Mendengarkan dan merespons secara positif dapat membantu menciptakan iklim di mana karyawan merasa dihargai.
  2. Pengembangan Keterampilan Manajerial: Pemimpin dan manajer perlu dilatih untuk mengelola tim dengan baik, memahami kebutuhan individu, dan memberikan dukungan yang diperlukan.
  3. Fleksibilitas Kerja: Menawarkan fleksibilitas kerja, termasuk opsi bekerja dari rumah atau jadwal kerja yang lebih fleksibel, dapat membantu mengurangi tekanan yang mungkin dialami karyawan.
  4. Program Kesejahteraan Karyawan: Menerapkan program kesejahteraan karyawan, seperti sesi konseling, program kebugaran, atau dukungan untuk keseimbangan kerja-hidup, dapat menjadi langkah positif.
  5. Pemberdayaan dan Pengembangan Karyawan: Memberikan peluang pengembangan dan promosi dapat meningkatkan rasa keterlibatan karyawan dan memberikan tujuan yang jelas untuk dicapai.

Fokus pada keterlibatan karyawan tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan mental mereka tetapi juga untuk kesuksesan jangka panjang perusahaan. Karyawan yang terlibat lebih mungkin untuk berkontribusi secara positif terhadap tujuan organisasi dan tetap setia pada perusahaan mereka.

Sumber gambar: Koleksi Materi Presentasi Merza Gamal
Sumber gambar: Koleksi Materi Presentasi Merza Gamal

Jadi, apa yang dapat Kita lakukan untuk mengalahkan tren media sosial, menghilangkan stres, dan menciptakan antusiasme karyawan? Saran Gallup di bawah ini dapat kita gunakan untuk meningkatkan keterlibatan karyawan dan menjadikan tahun 2024 sebagai tahun misi, tujuan, dan kualitas organisasi Kita.

  1. Evaluasi Manajer Anda:
    • Pastikan para manajer mendengarkan kebutuhan tim mereka dengan baik. Sediakan forum untuk umpan balik dan komunikasi terbuka.
    • Tingkatkan komunikasi kepemimpinan. Berikan informasi yang jelas dan teratur tentang tujuan dan kebijakan organisasi.
    • Fokus pada pelatihan dan pengembangan manajer. Berikan pelatihan terkait keterlibatan karyawan dan pengembangan kinerja.
    • Bangun dukungan pembinaan untuk mencegah kelelahan. Pastikan para manajer memiliki percakapan mingguan yang bermakna dengan anggota tim mereka.
    • Menciptakan komunitas akuntabilitas bersama. Dukung pembentukan hubungan sejawat dan bimbingan di antara manajer dengan mengintegrasikan aktivitas yang membangun komunitas.
  2. Penguatan Komunikasi dan Keterlibatan:
    • Pastikan komunikasi organisasi terbuka dan teratur. Sampaikan tujuan dan kebijakan dengan jelas kepada seluruh tim.
    • Berikan pelatihan kepada manajer dan karyawan tentang praktik terbaik dalam keterlibatan dan pengembangan kinerja.
    • Bangun komunitas di tempat kerja yang mendukung interaksi informal dan hubungan sejawat.
  3. Dukungan Kesejahteraan Karyawan:
    • Berikan waktu dan sumber daya yang cukup untuk para manajer agar mereka dapat memberikan dukungan yang efektif kepada tim mereka.
    • Dorong pembinaan dan pengembangan berkelanjutan bagi manajer, sambil memperhatikan kesejahteraan pribadi mereka.
    • Ciptakan mekanisme dukungan untuk mengidentifikasi dan mengatasi kelelahan yang mungkin dialami oleh manajer.
  4. Membangun Kemitraan dan Persahabatan:
    • Fasilitasi interaksi antar manajer, terutama jika ada jadwal yang padat atau pekerjaan jarak jauh.
    • Sediakan kesempatan untuk membangun hubungan sejawat dan pertukaran pengalaman positif di tempat kerja.
    • Dorong pembentukan komunitas manajer yang saling mendukung dan membangun jaringan.

Melakukan langkah-langkah tersebut dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keterlibatan karyawan, mengatasi stres, dan membangun antusiasme di tempat kerja, menjadikan tahun 2024 sebagai tahun yang sukses bagi organisasi Anda.

Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan manajer untuk melakukan percakapan yang bermakna dengan karyawannya. Peneliti Gallup mempelajari karakteristik paling umum dari percakapan yang sangat bermakna dan kurang bermakna. Berikut adalah lima karakteristik utama dari percakapan yang bermakna, berdasarkan urutan kepentingannya:

  • Pelatihan Manajer: Berikan pelatihan kepada manajer tentang pentingnya percakapan yang bermakna dan karakteristik utamanya. Latih manajer dalam memberikan pengakuan atau apresiasi secara efektif, membangun hubungan, serta memahami tujuan dan prioritas di tempat kerja.
  • Pengakuan dan Apresiasi: Dorong manajer untuk secara rutin memberikan pengakuan atau apresiasi atas karya terkini karyawan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja. Sediakan platform atau mekanisme di mana manajer dapat secara terbuka memberikan apresiasi kepada karyawan di hadapan tim.
  • Fokus pada Kolaborasi dan Hubungan: Berikan kesempatan untuk membangun kolaborasi dan hubungan yang kuat dalam percakapan. Diskusikan bagaimana tim dapat bekerja sama lebih efektif. Dorong manajer untuk mendukung pengembangan hubungan tim, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung.
  • Diskusi tentang Tujuan dan Prioritas: Manajer harus membahas tujuan dan prioritas saat ini di tempat kerja dalam setiap percakapan. Ini membantu menyelaraskan visi tim dengan tujuan organisasi. Pastikan karyawan memahami peran mereka dalam mencapai tujuan tersebut dan memberikan kontribusi yang berarti.
  • Durasi Percakapan yang Tepat: Tentukan durasi yang sesuai untuk percakapan. Antara 15 dan 30 menit adalah waktu yang dianggap cukup untuk percakapan yang bermakna. Pastikan agar percakapan rutin dan terjadwal sehingga karyawan memiliki waktu untuk berbagi dan mendiskusikan kebutuhan mereka.
  • Fokus pada Kekuatan Karyawan: Dorong manajer untuk fokus pada kekuatan karyawan atau hal-hal yang mereka lakukan dengan baik. Ini dapat memotivasi karyawan untuk terus meningkatkan kinerja mereka. Gunakan kekuatan karyawan sebagai landasan untuk pengembangan dan penugasan tugas.
  • Fasilitasi Diskusi tentang Masalah dan Tantangan: Ajarkan manajer untuk membuka ruang diskusi mengenai masalah dan tantangan yang mungkin dihadapi karyawan. Dorong pendekatan konstruktif untuk menyelesaikan masalah, dan berikan dukungan yang diperlukan.

Dengan mengintegrasikan karakteristik-karakteristik ini ke dalam praktik manajemen sehari-hari, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keterlibatan, motivasi, dan pertumbuhan karyawan.

Dengan demikian di tahun 2024, mengutamakan kesejahteraan mental karyawan bukanlah sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi kesuksesan organisasi. Melalui fokus pada pengakuan, kolaborasi, tujuan, dan kekuatan karyawan, manajer dapat menjadi agen perubahan yang membimbing tim menuju keterlibatan dan antusiasme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun