Oleh karena itu, manajemen waktu yang paling efektif adalah ketika kita memahami bahwa kegiatan yang memberikan makna seringkali lebih berdampak daripada sekadar mengukur waktu sebagai komoditas.
Meskipun demikian, pilihan bijaksana tentang bagaimana mengalokasikan waktu seringkali terjerat dalam pandangan waktu sebagai komoditas. Ini mendorong kita untuk melihat waktu sebagai sesuatu yang langka dan bernilai ekonomi, mendorong kita terlalu fokus pada tugas yang dapat diukur secara materi.
Dengan menggabungkan pemahaman waktu objektif dan interpretasi subyektif, kita dapat merinci pendekatan manajemen waktu yang lebih holistik.
Fleksibilitas dalam jadwal, penghormatan terhadap ritme alam, pencarian makna, dan pemilihan bijaksana dalam menghabiskan waktu dapat membimbing kita menuju keseimbangan yang lebih baik antara efisiensi dan kepuasan, antara waktu objektif dan interpretasi subyektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H