"Jangan terlalu terburu buru dalam hidupmu. Terkadang, kita perlu melambat untuk melihat dan merasakan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita," pikirnya, sambil mulai memacu mobilnya kembali dengan lebih hati-hati.
Sambil memandang kepergian anak-anak itu, pengusaha muda itu merenung. Kehidupan, seperti mobilnya yang berkilauan, memang seringkali berlari dengan cepat, namun ada keindahan yang tersembunyi dalam setiap langkah.
Dalam keadaan yang seolah-olah merugikan ini, ia menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih besar daripada kekayaan dan kecepatan.
"Terimakasih, Tuhan, karena telah mengingatkan saya tentang keindahan memberikan dan menerima. Sebuah goresan pada mobilku tidak sebanding dengan kisah hidup mereka. Kadang-kadang, kita butuh peristiwa kecil seperti ini untuk membuka mata dan hati kita," pikirnya, sambil menatap langit-langit kendaraannya.
Dengan hati yang lebih ringan, ia melanjutkan perjalanan hidupnya dengan penuh pengertian. Kecepatan mobilnya mungkin tetap sama, tetapi pandangannya terhadap hidup telah berubah. Ia berjanji untuk melihat dan mendengar lebih banyak, bahkan di tengah hiruk-pikuk kota yang sibuk.
Dan begitulah, bisikan sebuah batu di jalanan telah membawa kedamaian pada seorang pengusaha muda yang sibuk, mengajarkannya bahwa keindahan kehidupan seringkali tersembunyi dalam momen-momen tak terduga.
Semoga cerita sederhana ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk melambat, merasakan setiap momen, dan menghargai kehidupan sekitar dengan segenap hati.
Note: Kisah ini hanya fiksi belaka, semoga ada hikmah yang bisa diambil menjadi pelajaran kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H