Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengatasi Kelelahan Guru dan Membangun Budaya Kesejahteraan dalam Pendidikan

9 November 2023   21:06 Diperbarui: 9 November 2023   21:12 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi Merza Gamal

Masalah kelelahan (burn out) guru dan retensi yang meningkat tajam selama pandemi masih menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan. Menurut penelitian Gallup, tingkat kelelahan guru di pendidikan dasar dan menengah (K-12) serta perguruan tinggi melampaui tingkat kelelahan pekerja penuh waktu di industri lain.

Data Galup tersebut menggarisbawahi urgensi untuk membangun budaya kesejahteraan dan keterlibatan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan keberhasilan institusi pendidikan. Peran pemimpin dalam membimbing dan mendukung dosen serta staf menjadi semakin vital dalam mengatasi tantangan ini.

Kelelahan guru bukan hanya merupakan beban individual, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada siswa dan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Berdasarkan statistik Gallup, kelelahan guru dapat menyebabkan kinerja yang buruk, penurunan kesejahteraan, dan bahkan peningkatan tingkat pergantian pekerjaan.

Peran Pemimpin dalam Mengatasi Kelelahan Guru:

Pemimpin pendidikan harus mengambil langkah-langkah proaktif berdasarkan temuan penelitian, memahami bahwa tantangan kelelahan guru membutuhkan solusi yang berkelanjutan. Ini mencakup pembangunan budaya kesejahteraan yang positif.

Membangun budaya kesejahteraan dan keterlibatan adalah prioritas utama bagi pemimpin pendidikan. Hal ini mencakup menciptakan saluran komunikasi terbuka, memberikan pengakuan dan penghargaan, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.

Pemimpin harus menjadi teladan dalam menjaga kesejahteraan mereka sendiri, menginspirasi guru dan staf untuk mengikuti jejak yang sama. Implementasi strategi yang didasarkan pada penelitian dapat memberikan dampak positif pada retensi dan kinerja guru.

Guru yang merasa dihargai, terlibat, dan didukung cenderung lebih termotivasi untuk tetap berada dalam sistem pendidikan dan memberikan kontribusi maksimal.

Menurut penelitian Gallup, ada kemungkinan 15% lebih besar bahwa bawahan langsung akan mencapai kesejahteraan ketika manajer mereka juga mencapai kesejahteraan. Inilah sebabnya bahwa kepala sekolah yang baik adalah pembuat perbedaan nyata di lingkungan sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun