Menyoroti Beban Global dan DampaknyaÂ
Kesehatan otak (brain health) adalah aspek penting dari kesejahteraan kita yang seringkali terabaikan. Sebelum pandemi COVID-19, hampir satu miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, dan prevalensi kecemasan dan depresi meningkat secara signifikan sejak saat itu.
Sebuah penelitian oleh McKinsey Health Institute (MHI) bersama dengan Healthy Brains Global Initiative menunjukkan bahwa gangguan mental dan penggunaan narkoba setara dengan penyakit kardiovaskular sebagai salah satu dari tiga kondisi paling memberatkan dalam masyarakat.
Analisis MHI menemukan bahwa beban gangguan mental dan penggunaan narkoba mencapai sekitar 15 persen dari beban penyakit global. Kondisi ini mewakili 10 persen beban penyakit primer dan tambahan 5 persen dari "beban terkait," termasuk dampak kesehatan fisik yang terjadi bersamaan dengan gangguan mental. Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia.
Gangguan mental dan penggunaan narkoba tidak hanya memengaruhi kesehatan mental tetapi juga berdampak pada kondisi fisik. Orang dengan masalah kesehatan mental serius memiliki risiko lebih tinggi terkena obesitas dan sindrom metabolik.
Lebih lanjut, risiko kesehatan gabungan ini dapat mencapai 40-70 persen bagi penderita skizofrenia dan 20-30 persen bagi penderita gangguan bipolar.
Pentingnya perhatian pada kesehatan otak juga tercermin dalam fakta bahwa gangguan mental dapat memperpendek umur. Individu dengan penyakit mental serius, seperti skizofrenia, dapat mengalami pemendekan umur hingga sepuluh hingga 25 tahun lebih awal dibandingkan mereka yang tidak memiliki gangguan serius.
Tindakan Mendesak: Menangani Beban Kesehatan Otak
Ketika kita melihat gambaran beban penyakit global yang disebabkan oleh gangguan mental dan penggunaan narkoba, kita tidak bisa lagi mengabaikan kompleksitas masalah ini.
Kondisi tersebut bukan hanya statistik yang mencemaskan, tetapi juga kisah nyata dari individu-individu yang berjuang dengan masalah kesehatan otak sehari-hari.